Jakarta (KABARIN) - Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Polisi Suyudi Ario Seto menilai upaya melawan penyalahgunaan narkotika tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan hukum. Menurutnya, langkah tersebut perlu dilengkapi dengan sentuhan spiritual, penguatan mental, dan pembentukan karakter yang kokoh.
Dalam pertemuan dengan ESQ Corp di Jakarta, Suyudi menjelaskan bahwa ancaman narkotika kini semakin rumit. Bukan cuma soal peredaran gelap, tapi juga berkaitan dengan perubahan perilaku, lemahnya karakter, dan krisis moral di kalangan generasi muda.
“Nilai Emotional Spiritual Quotient (ESQ) sangat sejalan dengan strategi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) yang dijalankan BNN,” ujar Suyudi.
Ia berharap konsep Character Building dan Inner Transformation yang dibawa ESQ bisa membantu memperkuat ketahanan diri masyarakat agar tidak mudah terjerumus ke penyalahgunaan narkoba.
Kerja sama antara BNN dan ESQ juga diharapkan bisa menambah dimensi spiritual dan moral dalam program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika atau P4GN. Pendekatan seperti ini dinilai lebih manusiawi karena menekankan nilai-nilai luhur bangsa.
Suyudi menegaskan bahwa upaya pemberantasan narkoba seharusnya tidak hanya fokus pada tindakan represif, tetapi juga membina karakter dan spiritualitas masyarakat agar lebih kuat secara mental. Ia menambahkan bahwa sinergi dengan ESQ merupakan langkah nyata menuju Indonesia Emas 2045 yang sehat, unggul, dan bebas dari narkoba.
“Kami ingin melahirkan masyarakat Indonesia yang tidak hanya bebas dari narkoba, tetapi juga berkarakter kuat, berintegritas, dan memiliki kesadaran spiritual tinggi,” ucapnya.
Sementara itu, pendiri ESQ Corp Ary Ginanjar Agustian mengapresiasi kolaborasi tersebut. Ia menyoroti pentingnya menempatkan sumber daya manusia sesuai potensi dan kompetensinya agar tidak mudah stres atau kehilangan motivasi. Menurut Ary, banyak organisasi masih salah menempatkan orang dalam pekerjaan yang tidak sesuai dengan karakternya.
“Prinsip the right man on the right place penting diterapkan dengan cara objektif, berbasis data, dan efisien,” ujarnya.
Sebagai solusi, ESQ Corp memperkenalkan Talent DNA, alat berbasis sains yang membantu individu mengenali potensi diri. ESQ juga menghadirkan sistem manajemen talenta berbasis kecerdasan buatan untuk membantu organisasi mengambil keputusan strategis yang lebih tepat.