Krisis Peru memanas: 1 tewas dan 102 terluka dalam aksi tolak presiden baru

waktu baca 2 menit

Moskow (KABARIN) - Ibu kota Peru kembali bergejolak. Aksi demonstrasi besar-besaran yang menolak kepemimpinan Presiden baru, Jose Jeri, berujung bentrok dan menelan korban jiwa pada Kamis (10/10).

Menurut laporan kantor Ombudsman Peru, satu orang tewas dan lebih dari 100 orang mengalami luka-luka, termasuk 78 aparat kepolisian yang berjaga di lokasi. Bentrokan ini terjadi di sekitar gedung Kongres Peru, pusat pemerintahan yang menjadi titik panas aksi protes.

“Saya berduka harus melaporkan kematian seorang warga dalam insiden yang masih diselidiki,” ujar pejabat Ombudsman, Fernando Lozada, kepada radio RPP.

Ratusan warga turun ke jalan menolak pelantikan Presiden Jose Jeri, yang menggantikan Dina Boluarte setelah parlemen memakzulkannya awal Oktober. Para demonstran menilai keputusan tersebut tidak sah dan mencerminkan krisis politik berkepanjangan yang belum juga berakhir.

Mereka menuntut pengunduran diri Jose Jeri serta pencabutan sejumlah undang-undang yang dianggap memperburuk situasi keamanan di negara itu. Media lokal La Republica menyebut, protes semula berlangsung damai sebelum berubah menjadi bentrokan setelah aparat berusaha membubarkan massa.

Selain korban luka, 10 orang ditangkap oleh pihak berwenang. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian korban dan sumber bentrokan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Peru menghadapi lonjakan kejahatan jalanan, mulai dari perampokan, pemerasan, hingga meningkatnya kasus pembunuhan. Kondisi ini memicu kemarahan publik terhadap pemerintah yang dinilai gagal menciptakan rasa aman.

Para analis menyebut gelombang protes kali ini sebagai “puncak frustrasi rakyat” terhadap situasi politik yang terus berganti tanpa solusi nyata.

Pemerintah Peru melalui pernyataan resminya meminta masyarakat menahan diri dan tidak melakukan tindakan kekerasan. Proses penyelidikan, kata mereka, akan dilakukan secara transparan untuk mencari keadilan bagi korban.

“Kami meminta seluruh pihak menghormati hukum dan menjaga ketertiban publik,” tulis pemerintah dalam keterangan resminya.

Situasi di Lima kini berangsur kondusif, namun ketegangan politik dan sosial di negara itu masih jauh dari reda.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka