Washington (KABARIN) - Amerika Serikat resmi mendirikan Pusat Koordinasi Sipil-Militer (Civil-Military Coordination Center/CMCC) di Israel untuk membantu proses stabilisasi di Jalur Gaza, menyusul kesepakatan perdamaian yang baru-baru ini ditandatangani sejumlah pemimpin dunia.
Langkah ini diumumkan oleh Komando Pusat AS (US Central Command/Centcom) pada Selasa (22/10) waktu setempat, lima hari setelah tercapainya rencana yang ditengahi Washington guna mengakhiri perang antara Israel dan Hamas secara permanen.
“Komando Pusat AS membuka Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC) di Israel pada 17 Oktober, menandai pembentukan resmi pusat koordinasi utama bagi bantuan ke Gaza,” demikian pernyataan resmi Centcom yang dikutip dari RIA Novosti.
Menurut Centcom, personel militer AS akan membantu memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan, logistik, serta keamanan dari berbagai mitra internasional menuju Gaza. Namun, mereka menegaskan tidak akan menempatkan pasukan secara langsung di wilayah Palestina tersebut.
Kepala Centcom, Jenderal Brad Cooper, menjelaskan bahwa dalam dua minggu ke depan, personel AS akan mulai berkoordinasi dengan perwakilan negara-negara mitra, lembaga swadaya masyarakat (LSM), institusi internasional, serta sektor swasta yang akan bergabung di pusat koordinasi tersebut.
“CMCC akan berperan penting dalam mendukung transisi menuju pemerintahan sipil di Gaza,” ujar Cooper.
Selain menjadi tempat koordinasi lintas pihak, staf CMCC juga akan memantau implementasi gencatan senjata, menilai situasi terkini di Gaza, serta menyediakan ruang pertemuan untuk memastikan perencanaan kolaboratif antar lembaga berjalan efektif.
Pendirian pusat koordinasi ini menyusul penandatanganan dokumen komprehensif gencatan senjata Gaza pada 13 Oktober, yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Rencana perdamaian tersebut, yang berisi 20 poin utama, pertama kali diumumkan pada 29 September lalu. Isinya menyerukan gencatan senjata segera dengan syarat pembebasan sandera dalam waktu 72 jam, serta penataan ulang pemerintahan Gaza tanpa keterlibatan kelompok bersenjata seperti Hamas.
Menurut dokumen itu, kendali atas Gaza akan dialihkan ke komite teknokratis di bawah pengawasan badan internasional yang dipimpin langsung oleh Trump.
Sumber: Sputnik