Pentingnya menjaga skor kreditmu biar aman di era pinjaman digital

waktu baca 2 menit

Banyak orang beranggapan bahwa pinjaman hanyalah soal kemampuan membayar. Padahal, yang dinilai bukan hanya jumlah uang yang dibayar, tetapi juga ketepatan waktu, konsistensi, dan riwayat penggunaan kredit...,

Jakarta (KABARIN) - Di era serba digital, akses pinjaman makin gampang, tapi pakar keuangan mengingatkan kalau menjaga reputasi kredit itu nggak kalah penting. “Pinjaman itu bukan cuma soal bayar uang. Yang dinilai termasuk tepat waktu, konsisten, dan riwayat penggunaan kredit. Semua itu membentuk skor dan reputasi kredit seseorang,” ujar Nora Asteria, Head of Consumer Business Credit Bureau Indonesia, di Jakarta.

Reputasi kredit jadi acuan lembaga keuangan menilai kelayakan pinjaman. Catatan pembayaran yang rapi bikin peluang mendapat pinjaman dengan bunga lebih rendah terbuka lebar, sedangkan riwayat buruk bisa bikin mimpi beli rumah, mobil, atau memulai usaha terhambat.

Data OJK menunjukkan, meski kredit Buy Now Pay Later (BNPL) masih kecil sekitar 0,30 persen dari total kredit, pertumbuhannya cukup tinggi. Per Juli 2025, nilai outstanding BNPL di SLIK naik 33,56 persen jadi Rp24,05 triliun. Kemudahan ini harus diimbangi dengan kesadaran finansial supaya nggak menumpuk utang.

Nora menekankan reputasi kredit juga penting dalam hubungan sosial. “Bahkan kalau pinjam ke teman atau keluarga, reputasi tetap jadi pertimbangan. Prinsipnya sama, cuma di lembaga keuangan datanya tercatat sistematis,” katanya.

Aplikasi finansial seperti SkorKu bisa jadi “cermin finansial” untuk memahami pengaruh perilaku pinjaman terhadap reputasi. Pengguna bisa pantau skor kredit, riwayat pembayaran, dan penggunaan limit secara berkala. “Menunda satu tagihan saja bisa menurunkan skor dan memengaruhi peluang pinjaman di masa depan. SkorKu bikin hal itu terlihat nyata,” tambah Nora.

Selain laporan kredit, SkorKu punya fitur pengaduan data untuk koreksi informasi yang salah. Kesadaran soal pentingnya reputasi kredit jadi bagian dari literasi finansial. Masyarakat disarankan membangun kebiasaan sehat seperti mencatat pengeluaran, bayar tagihan tepat waktu, dan nggak meminjam di luar kemampuan.

Pada akhirnya, reputasi kredit bukan cuma angka di laporan, tapi cerminan tanggung jawab dan kemampuan mengelola hidup. Dengan disiplin dan transparansi dalam keuangan, stabilitas finansial jangka panjang bisa terjaga meski godaan pinjaman digital makin banyak.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka