Jakarta (KABARIN) - Indonesia dan Inggris sepakat memperkuat kerja sama ekonomi lewat inisiatif baru bernama Indonesia-UK Economic Growth Partnership atau EGP yang dirancang sebagai pendorong pertumbuhan di sektor strategis.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kedua negara ingin memaksimalkan nilai strategis EGP supaya kerja sama yang saling menguntungkan bisa berjalan lancar, baik dari sisi pemerintah maupun bisnis.
“Kedua negara perlu memformulasikan nilai strategis dari EGP, sehingga bisa semakin memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan, baik melalui pendekatan Government-to-Government (G-to-G) maupun Business-to-Business (B-to-B),” kata Airlangga.
Pembicaraan soal EGP dilakukan dalam pertemuan Airlangga dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Dominic Jermey di Jakarta. Pertemuan ini menindaklanjuti kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris pada November 2024 dan pertemuan sebelumnya pada Mei 2025.
Lewat EGP, Indonesia dan Inggris akan memperdalam kerja sama di energi bersih, pendidikan, teknologi, layanan keuangan, serta perdagangan dan investasi yang inklusif dan berkelanjutan. Kemitraan ini juga diharapkan menjadi pilar penting dalam New Strategic Partnership Agreement antara kedua negara yang ditargetkan rampung akhir 2025.
Airlangga menilai EGP penting untuk memperkokoh kerja sama ekonomi yang sudah ada sekaligus membuka peluang kemitraan strategis di tengah transisi energi dan digitalisasi ekonomi global. Selain itu, pertemuan juga menyinggung proses aksesi Indonesia ke CPTPP dengan Inggris menyatakan siap berbagi pengalaman, sejalan dengan dukungan yang disampaikan saat kunjungan Presiden Prabowo ke London tahun lalu.
Dukungan ini tercantum dalam Joint Statement on a New Strategic Partnership between the Republic of Indonesia and the United Kingdom yang menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat konektivitas ekonomi lintas kawasan.