Rupiah melemah usai The Fed tahan sinyal pelonggaran agresif

waktu baca 2 menit

Tekanan terhadap rupiah terutama dipicu oleh respons pasar terhadap keputusan The Fed yang menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 3,75-4,00 persen...,

Jakarta (KABARIN) - Nilai tukar rupiah kembali melemah di akhir perdagangan Kamis sore. Rupiah turun 19 poin atau sekitar 0,11 persen dan ditutup di level Rp16.636 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya Rp16.617 per dolar AS.

Peneliti ICDX, Taufan Dimas Hareva, menjelaskan bahwa pelemahan ini terjadi karena pasar merespons sinyal hati-hati dari bank sentral Amerika Serikat, The Fed. Menurutnya, keputusan The Fed yang menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,75–4,00 persen ternyata diikuti dengan nada kebijakan yang lebih waspada.

“Tekanan terhadap rupiah terutama dipicu oleh respons pasar terhadap keputusan The Fed yang menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 3,75–4,00 persen, namun disertai sinyal kebijakan yang lebih berhati-hati ke depan,” ujar Taufan di Jakarta.

Ia menambahkan, pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menyebut pemangkasan suku bunga selanjutnya belum pasti, membuat investor memperkirakan langkah pelonggaran moneter Amerika tidak akan secepat dugaan sebelumnya. “Hal ini justru menahan pelemahan dolar AS secara lebih dalam dan memberi tekanan bagi mata uang emerging markets, termasuk rupiah,” kata Taufan.

Selain faktor kebijakan The Fed, minat investor terhadap aset aman seperti dolar AS dan obligasi pemerintah Amerika juga meningkat karena kekhawatiran akan melambatnya ekonomi global. “Kondisi ini mendorong imbal hasil obligasi AS tetap tinggi, sehingga mempersempit peluang arus modal masuk ke negara berkembang,” jelasnya.

Sementara itu, kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dirilis Bank Indonesia juga menunjukkan pelemahan. Nilainya turun ke Rp16.640 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.631 per dolar AS.

Sebagai tambahan, The Fed baru saja memangkas suku bunga acuannya dalam rapat FOMC Oktober 2025. Namun peluang penurunan suku bunga lanjutan pada Desember menurun ke 71 persen dari sebelumnya 90 persen setelah Powell menyatakan belum ada kepastian mengenai langkah berikutnya.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka