Khartoum (KABARIN) - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengumumkan sebanyak 1.205 orang mengungsi dari kota di negara bagian Kordofan Utara, sementara 360 orang lainnya melarikan diri dari wilayah Kordofan Selatan karena situasi keamanan Sudan yang memburuk.
Dalam pernyataannya, Minggu (2/11), IOM mengatakan tim mereka yang bekerja di bawah program Matriks Pelacakan Pengungsi memperkirakan bahwa dari jumlah pengungsi di Kordofan Utara tersebut, sebanyak 580 orang berasal dari Bara dan 625 orang dari Umm Ruwaba.
IOM menambahkan bahwa para pengungsi tersebut berpindah ke berbagai lokasi di dalam Kordofan Utara serta ke sejumlah kota di negara bagian Sungai Nil Putih di Sudan bagian selatan.
Gelombang pengungsian terbaru ini terjadi setelah serangkaian perpindahan sebelumnya di Kordofan Utara, di mana 36.625 orang tercatat mengungsi antara 26 hingga 31 Oktober, menurut organisasi tersebut.
Dalam pernyataan terpisah, IOM menyatakan sebanyak 360 orang mengungsi di negara bagian Kordofan Selatan, termasuk 180 dari Al-Abbasiya dan 180 dari Delami, yang berpindah ke wilayah lain di dalam negara bagian tersebut serta ke Tandalti di negara bagian Sungai Nil Putih.
Adapun pada Kamis (30/10), otoritas Sudan melaporkan adanya korban jiwa akibat serangan drone oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Zareba al-Sheikh al-Burai, Kordofan Utara.
Sementara itu, Jaringan Dokter Sudan menyatakan bahwa RSF telah menewaskan 38 warga sipil di kota Umm Dam Haj Ahmed di negara bagian yang sama.
Sebelumnya pada Senin, RSF juga menyerang Umm Dam Haj Ahmed, melakukan pelanggaran terhadap warga sipil dan memicu pengungsian sekitar 1.850 orang karena situasi yang tidak aman, menurut otoritas Sudan.
RSF baru-baru ini menguasai wilayah Bara di tengah perang melawan tentara Sudan, tetapi membantah menargetkan warga sipil.
Sejak 15 April 2023, tentara Sudan dan RSF terlibat dalam perang yang hingga kini gagal diakhiri oleh mediasi regional maupun internasional.
Konflik tersebut telah menewaskan 20.000 orang dan memaksa lebih dari 15 juta lainnya mengungsi, baik sebagai pengungsi maupun pengungsi internal, menurut laporan PBB dan sumber lokal.
Sumber: Anadolu