Oto

BMW, VW, hingga Mercedes sebut tarif AS bikin laba anjlok

waktu baca 2 menit

Berlin (KABARIN) - Produsen otomotif Jerman BMW mengakui bisnisnya ikut terguncang akibat lonjakan tarif Amerika Serikat (AS). Kondisi ini menempatkan BMW dalam posisi serupa dengan Volkswagen dan Mercedes-Benz yang sebelumnya juga mengeluhkan tekanan besar terhadap laba mereka akibat kebijakan perdagangan Negeri Paman Sam.

Dalam laporan kuartalan terbarunya, BMW mencatat laba operasional atau EBIT turun 16,2 persen secara tahunan menjadi 8,06 miliar euro pada periode Januari–September 2025. Meski merosot, penurunan itu tidak sedalam semester pertama tahun ini ketika EBIT anjlok 26,8 persen setelah AS menaikkan tarif impor mobil Eropa.

Kinerja kuartal ketiga sedikit mengangkat kondisi BMW berkat basis perbandingan yang rendah dari tahun lalu, ketika perusahaan dihantam biaya besar imbas masalah pemasok komponen rem.

Dari sisi penjualan, pengiriman global BMW justru naik 2,4 persen didorong tingginya permintaan mobil listrik. Namun pendapatannya tetap turun 5,6 persen menjadi sekitar 100 miliar euro, sementara laba bersih melorot menjadi 5,7 miliar euro.

Walter Mertl, anggota Dewan Manajemen BMW bidang keuangan, menyebut tarif AS telah menggerus margin EBIT segmen otomotif sekitar 1,75 poin persentase pada kuartal ketiga. Secara keseluruhan, beban terkait tarif diperkirakan mencapai 1,5 poin persentase sepanjang 2025.

BMW kini memproyeksikan margin EBIT tahun 2025 berada di kisaran 5 sampai 6 persen. Arus kas bebas perusahaan juga ikut tertekan dan diperkirakan hanya sekitar 2,5 miliar euro, jauh di bawah target awal yang lebih dari 5 miliar euro.

AS sebelumnya menaikkan tarif impor mobil dari Uni Eropa menjadi 25 persen pada April, sebelum akhirnya diturunkan kembali menjadi 15 persen pada Juli. Meski turun, Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA) menilai tarif baru itu tetap memberatkan dan bisa menimbulkan kerugian jangka panjang bagi industri.

BMW bukan satu-satunya yang tertekan. Pekan lalu Volkswagen juga melaporkan laba operasional hanya 5,4 miliar euro selama tiga kuartal pertama 2025, anjlok 58 persen dibanding tahun lalu. Penjualan di Amerika Utara turun 11 persen, sementara CFO/COO VW Arno Antlitz menyebut tarif AS menimbulkan beban hingga 5 miliar euro dalam satu tahun penuh dan efeknya masih akan berlanjut.

Mercedes-Benz bahkan lebih terpukul karena tidak memiliki pabrik di AS. Laba bersihnya selama sembilan bulan pertama 2025 hanya 3,88 miliar euro, atau tinggal setengah dari periode yang sama tahun lalu. Dalam laporan pendapatannya, Mercedes menyebut tarif AS serta faktor makroekonomi lain menambah ketidakpastian terhadap prospek bisnis perusahaan.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka