Tiongkok pengen perkuat komunikasinya dengan Inggris

waktu baca 3 menit

Beijing (KABARIN) - Tiongkok dan Inggris sepakat untuk memperkuat komunikasi strategis setelah Menteri Luar Negeri China Wang Yi melakukan panggilan telepon dengan Menlu Inggris Yvette Cooper pada Kamis (6/11). Hal itu disampaikan Kementerian Luar Negeri China dalam keterangan resminya yang diakses di Beijing, Jumat.

Dalam percakapan tersebut, Wang Yi menyoroti kondisi global yang saat ini penuh ketidakpastian. Ia menilai kedua negara perlu meningkatkan dialog strategis agar hubungan tetap stabil, saling menguntungkan, dan berkelanjutan. Wang juga menegaskan bahwa China dan Inggris sama-sama negara besar yang duduk sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, sehingga punya tanggung jawab bersama menjaga perdamaian dan pembangunan dunia.

Wang Yi menekankan komitmen China terhadap prinsip Piagam PBB, penghormatan terhadap kedaulatan negara lain, serta penyelesaian sengketa secara damai. Ia juga menambahkan bahwa China mendukung perdagangan bebas dan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk menjaga stabilitas rantai pasok global.

Menurut Wang, posisi China dan Inggris dalam isu-isu besar sebenarnya cukup sejalan, dan hal ini bisa menjadi fondasi kuat untuk memperdalam kerja sama strategis. Meski begitu, ia mengakui kedua negara memiliki sejarah dan budaya berbeda sehingga perbedaan pandangan adalah hal yang wajar. Karena itu, ia mendorong kedua belah pihak untuk tetap mengedepankan saling menghormati dan memahami.

Wang juga menyinggung munculnya gangguan atau suara negatif yang bisa memengaruhi hubungan bilateral. Ia meminta kedua negara tetap tenang dan berhati-hati dalam merespons situasi semacam itu demi menjaga stabilitas hubungan.

Dari pihak Inggris, Menlu Yvette Cooper menyampaikan bahwa pemerintah Inggris tetap menaruh perhatian pada hubungan dengan China. Ia mengatakan Inggris ingin memperkuat komunikasi tingkat tinggi dan memperluas kerja sama, terutama di sektor keamanan, pembangunan, dan lingkungan. Cooper juga menegaskan bahwa kedua negara, sebagai pendukung multilateralisme dan anggota DK PBB, perlu rutin berdiskusi untuk menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan menjaga sistem perdagangan bebas.

Wang Yi turut meminta percepatan penyelesaian sejumlah isu yang selama ini menghambat hubungan China–Inggris. Salah satunya adalah masalah izin kedutaan besar China di London.

Inggris diketahui kembali menunda izin pembangunan kedutaan baru China setelah sebelumnya ditolak pada 2022. Alasan yang disampaikan pemerintah Inggris adalah pertimbangan keamanan nasional. China telah membeli lahan seluas 20.000 meter persegi di Royal Mint Court pada 2018 senilai 255 juta poundsterling. Lokasi itu direncanakan menjadi kedutaan terbesar China di Eropa.

Ada kekhawatiran bahwa lokasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyusup ke sistem keuangan Inggris melalui kabel serat optik di sekitar kawasan finansial London. Selain itu, hubungan kedua negara sempat memanas setelah Inggris menangkap dua orang yang dituduh melakukan operasi spionase untuk China. Namun, dakwaan mereka dibatalkan pada September 2025 setelah dua tahun ditahan.

Dengan berbagai dinamika tersebut, percakapan Wang Yi dan Yvette Cooper dinilai menjadi langkah penting untuk meredakan ketegangan dan memperkuat jalur diplomasi kedua negara.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka