Jakarta (KABARIN) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai melakukan evaluasi besar-besaran terhadap sistem keamanan di seluruh sekolah setelah terjadi ledakan di SMAN 72 Jakarta pada Jumat lalu. Langkah ini diambil agar kejadian serupa tidak terulang lagi dan setiap sekolah di ibu kota punya prosedur keselamatan yang lebih kuat.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyampaikan hal itu saat menjenguk para korban yang masih dirawat di RS Islam Cempaka Putih dan RS Yarsi. Ia mengimbau warga agar tetap tenang, tidak menyebarkan kabar yang belum jelas, serta ikut menjaga situasi tetap aman melalui program “Jaga Jakarta”.
“Kami memahami kekhawatiran para orang tua dan keluarga korban. Mari kita jadikan kejadian ini sebagai pelajaran bersama untuk lebih waspada dan memperkuat budaya keamanan di lingkungan kita,” ujar Rano.
Ia memastikan penanganan dilakukan secara cepat, terbuka, dan terkoordinasi. Semua korban mendapat perawatan maksimal serta pendampingan penuh dari pemerintah. Untuk sementara, kegiatan belajar di SMAN 72 dialihkan ke sistem daring supaya para siswa bisa fokus pulih, baik secara fisik maupun mental.
“Keselamatan siswa dan tenaga pendidik merupakan prioritas utama kami. Kami ingin memastikan bukan hanya pemulihan fisik, tapi juga kesehatan mental anak-anak dan para guru,” kata Rano menegaskan.
Pemprov DKI juga menanggung semua biaya pengobatan korban. Selain itu, tim dari Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan diterjunkan untuk melakukan asesmen dan memberikan pendampingan psikologis bagi siswa maupun guru yang terdampak insiden.