Rokok bisa picu preeklamsia pada ibu hamil walau hanya jadi perokok pasif

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Dokter spesialis obstetri dan ginekologi lulusan Universitas Indonesia dr. Amarylis Febrina Choirin Nisa Fathoni, Sp.OG, IBCLC mengatakan kalau merokok dapat meningkatkan risiko preeklamsia pada ibu hamil.

"Perokok pasif aja bisa berefek prematuritas pada bayi, bisa meningkatkan risiko preeklamsia pada ibu hamil," kata Nisa dalam temu media di Jakarta, Selasa.

Nisa juga ngejelasin kalau asap rokok yang mengandung zat-zat seperti karbon monoksida bisa ganggu fungsi oksigen dalam darah, sehingga tekanan darah ibu atau plasenta dapat meningkat.

Risikonya akan semakin meningkat kalau orang-orang atau lingkungan di sekitar ibu hamil yang bersangkutan banyak terpapar asap rokok. Apalagi bila ibu hamil tinggal di lingkungan atau ruangan yang tertutup.

Hal ini dikarenakan asap dari rokok dapat menempel pada permukaan yang keras hingga 7 hari, termasuk pada pakaian yang dikenakan maupun permukaan tembok.

Wanita yang memiliki sertifikasi sebagai Konsultan Laktasi Internasional (IBCLC) itu juga ngasih tahu bahwa sekadar mencuci tangan saja tidak efektif untuk menghilangkan zat-zat tersebut.

"Tidak semudah itu, jadi benar-benar (zat pada rokok) menempel sekali ya, kayak di baju, di mana permukaan keras, permukaan yang sub surface itu juga ada ya," ujar Nisa.

Zat-zat berbahaya, lanjutnya, juga bisa menempel pada ibu hamil melalui kontak fisik seperti ketika suami mencium ibu hamil.

Oleh karenanya, ia mengingatkan kepada seluruh anggota keluarga untuk lebih peduli terhadap kondisi ibu hamil dan ikut serta dalam menjaga lingkungan menjadi steril.

"Toksinnya rokok kan enggak cuma satu, enggak cuma nikotin kan, sebenarnya kalau dikupas rokok itu sangat enggak baik ya," kata dia.

Berdasarkan situs resmi Kementerian Kesehatan, Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan sering disertai adanya protein dalam urin (proteinuria) setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu.

Kondisi ini dapat mempengaruhi berbagai organ, termasuk ginjal, hati, otak, hingga plasenta.

Preeklampsia merupakan bagian dari spektrum hipertensi dalam kehamilan, yang juga mencakup hipertensi gestasional dan eklampsia.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka