Ibu hamil yang stres ternyata bisa mempengaruhi pertumbuhan gigi susu bayi

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Penelitian terbaru dari para ahli di Universitas Rochester menemukan bahwa stres pada ibu hamil dapat membuat bayi mereka tumbuh gigi lebih cepat akibat tingginya hormon kortisol.

“Kami menemukan bahwa peningkatan hormon stres, terutama kortisol, pada ibu selama akhir masa kehamilan berhubungan dengan lebih cepatnya erupsi gigi susu pada bayi,” ujar Ying Meng, peneliti utama sekaligus profesor madya di Sekolah Keperawatan Universitas Rochester, seperti dikutip dari New York Post.

Biasanya, gigi susu mulai muncul ketika bayi berusia 6 bulan hingga sekitar 3 tahun, dengan total sekitar 20 gigi. Waktu pertumbuhannya juga dipengaruhi faktor seperti genetika, nutrisi, berat badan lahir, dan usia ibu.

Sekitar 15 persen bayi sudah memiliki satu hingga enam gigi pada usia 6 bulan, dan hampir 98 persen bayi memiliki hingga 12 gigi pada usia 12 bulan.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan mengukur kadar kortisol, progesteron, testosteron, dan sejumlah hormon lain dari sampel air liur milik 142 perempuan berpenghasilan rendah pada trimester kedua dan ketiga. Hasilnya, bayi dari ibu dengan kadar kortisol tertinggi memiliki rata-rata empat gigi lebih banyak pada usia 6 bulan dibandingkan bayi dari ibu dengan kadar kortisol terendah.

Kortisol sebagai hormon stres utama tidak hanya memicu respons tubuh, tetapi juga dapat menghambat pertumbuhan tulang, terutama pada janin.

“Kortisol yang tinggi pada ibu di akhir kehamilan dapat memengaruhi pertumbuhan janin dan metabolisme mineral, termasuk pengaturan kalsium dan vitamin D, dua nutrisi penting untuk proses mineralisasi tulang dan gigi,” jelas Meng.

Ia menambahkan bahwa kortisol turut berdampak pada aktivitas sel osteoblas dan osteoklas, yang berperan dalam pembentukan, pemodelan, dan perombakan tulang.

Meski begitu, penelitian ini masih membutuhkan studi lanjutan, misalnya untuk mengetahui jalur hormonal apa yang menyebabkan percepatan tumbuh gigi, kaitannya dengan perkembangan biologis, serta apa arti percepatan tersebut bagi kondisi kesehatan anak secara keseluruhan.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka