Johannesburg (KABARIN) - Saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Kelompok 20 (Group of Twenty/G20) menggelar debutnya di benua Afrika, tepatnya di Johannesburg, pusat ekonomi Afrika Selatan (Afsel), pada Sabtu (22/11), deretan kendaraan China terlihat melakukan antar-jemput di rute bandara, hotel, dan venue KTT, sehingga menghadirkan nuansa khas China pada acara tersebut.
Produsen otomotif China mengirimkan ratusan kendaraan untuk menjadi bagian dari armada transportasi antar-jemput (shuttle) dalam acara tersebut, dengan Jetour menyumbang sebanyak 70 unit, jumlah terbesar di antara merek-merek China lainnya.
Sponsor kendaraan tersebut difinalisasi pada awal Februari lalu bersama Departemen Hubungan dan Kerja Sama Internasional Afsel.
Ke Chuandeng, presiden Jetour International, mengingat bahwa departemen tersebut segera menandatangani kesepakatan setelah meninjau unit SUV T2 mereka, sebuah model yang saat itu belum diluncurkan ke pasar. "Hal ini menunjukkan kepercayaan Afsel terhadap merek otomotif China dan apa yang dapat ditawarkan oleh produk kami," papar Ke.
Dalam beberapa tahun terakhir, mobil-mobil China semakin sering terlihat di jalanan Afsel, dengan merek seperti Jetour yang semakin populer di kalangan pembeli perkotaan, terutama para konsumen muda.
Menurut Asosiasi Manufaktur Mobil Nasional Afrika Selatan (National Association of Automobile Manufacturers of South Africa), pasar otomotif negara tersebut terus berkembang pada 2024, dengan penjualan kendaraan baru mencapai 515.800 unit, meningkat 5,6 persen dibandingkan pada 2023.
Sementara itu, merek-merek China terus menunjukkan momentum yang kuat, menyumbang sebesar 12,8 persen dari total penjualan pasar.
"Produsen otomotif China semakin mendapatkan daya tarik yang kuat di Afsel dengan memadukan fitur-fitur berteknologi tinggi, desain modern, dan harga yang kompetitif, sesuatu yang sulit ditandingi oleh merek-merek tradisional," ungkap Charmaine Spangenberg, seorang konsumen muda di Afsel.
Sebagai kekuatan ekonomi utama di benua Afrika, Afsel dikenal sebagai negara yang "berbasis otomotif" berkat industri otomotifnya yang sudah mapan. Sejak produsen mobil China memasuki pasar tersebut lebih dari satu dekade lalu, belasan merek China sukses menancapkan pijakan dan mencatat penjualan yang solid.
Marly Vivier, seorang konsumen muda Afsel yang pernah memiliki mobil buatan China, mengatakan dirinya selalu merasa model-model mobil China memiliki tampilan bergaya dan andal. Dia juga menyadari bahwa merek-merek China mulai semakin menyaingi merek-merek yang sudah lama berdiri. "Saya benar-benar merasa mereka akan mengambil alih, dan saya menyukai hal itu," ujarnya.
Diluncurkan di Afsel pada Oktober lalu, T2 dilengkapi dengan beragam fitur bantuan mengemudi L2 dan sistem kamera panoramik 360 derajat, memberikan pandangan komprehensif bagi pengemudi untuk memudahkan manuver. Kabin yang luas dan tenang, dilengkapi dengan jok ergonomis dan sistem hiburan, memberikan kenyamanan dan ketenangan berkendara bagi para pejabat.
Kehadiran mobil-mobil China dalam armada KTT G20 menandai pergeseran dalam persepsi internasional terhadap produsen mobil China, yang kini tidak lagi dipandang hanya sekadar pemain pasar, melainkan sebagai mitra yang dapat diandalkan untuk mendukung penyelenggaraan acara global berskala besar.
"Saya rasa KTT G20 menjadi momentum strategis bagi hubungan China-Afsel. Bagi produsen mobil China, jalan menuju pengaruh merek yang lebih besar terletak pada menggabungkan strategi penjualan yang sukses dengan investasi lokal dan integrasi komunitas yang lebih mendalam dan lebih nyata," kata Spangenberg.
Ke mengatakan bahwa Jetour sangat bangga menjadi bagian dari produsen mobil China yang menyediakan kendaraan untuk KTT G20. "Kami berharap kolaborasi ini memberikan gambaran yang lebih jelas kepada dunia tentang kemampuan dan kepercayaan diri kami, serta menunjukkan ambisi kami untuk terus meningkatkan standar seiring dengan ekspansi secara global."