Kudeta di Guinea-Bissau gulingkan Presiden Embalo

waktu baca 2 menit

Istanbul (KABARIN) - Presiden Umaro Sissoco Embalo digulingkan oleh militer Guinea-Bissau pada Rabu waktu setempat. Seluruh perbatasan darat, laut, dan udara pun ditutup menyusul aksi tersebut.

Sekelompok militer yang menamakan diri "Komando Militer Tinggi untuk Pemulihan Keamanan Nasional dan Ketertiban Umum" membacakan pernyataan pengambilalihan kekuasaan di markas angkatan bersenjata, disiarkan melalui televisi nasional TGB.

Mereka menyatakan "mengambil alih kekuasaan negara secara penuh" dan membenarkan kudeta dengan alasan telah menemukan persekongkolan yang berpotensi memicu ketidakstabilan.

Menurut kelompok militer, skema persekongkolan itu melibatkan politisi, seorang gembong narkoba, warga negara Guinea-Bissau maupun asing, serta upaya manipulasi hasil pemilu. Dinas intelijen disebut sudah membongkar rencana tersebut dan menemukan sejumlah senjata perang.

Mereka mengumumkan penangguhan semua aktivitas media, menghentikan proses pemilu, menutup semua perbatasan, dan memberlakukan jam malam selama 9 jam mulai pukul 9 malam sampai pemberitahuan selanjutnya.

Para dalang kudeta meminta negara tetangga di Afrika Barat untuk tetap tenang, bekerja sama, dan "memahami" situasi karena "situasi serius yang diakibatkan oleh keadaan darurat" di Guinea-Bissau. Laporan menyebut sempat terjadi baku tembak di dekat istana kepresidenan.

Pemilu presiden baru saja digelar akhir pekan lalu, namun kubu Presiden Embalo dan calon independen Fernando Dias sama-sama mengklaim kemenangan pada Senin.

Dias dan mantan perdana menteri Domingos Simoes Pereira yang mendukungnya ditangkap dan dibawa ke pangkalan udara. Pereira sendiri sebelumnya didiskualifikasi karena dianggap terlambat melengkapi persyaratan pendaftaran pemilu.

Embalo mengatakan kepada media Jeune Afrique bahwa ia ditangkap siang hari di kantor kepresidenan tanpa kekerasan dalam kudeta yang dipimpin panglima angkatan darat. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Biague Na Ntan, wakilnya Jenderal Mamadou Toure, dan Menteri Dalam Negeri Botche Cande juga ikut ditangkap.

Suara tembakan terdengar di sekitar kantor komisi pemilihan umum pada siang hari. Sebelum kudeta, Dias sempat mendesak militer untuk tetap netral dan tak ikut campur dalam proses pemilu.

"Kami tak minta apapun," kata Dias sambil menunggu hasil resmi pemilu yang seharusnya diumumkan pada Kamis ini.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka