Jaringan Kiai Santri Nasional gelar istighosah untuk kekuatan kepemimpinan PBNU

waktu baca 2 menit

Acara istighosah dan Shalat Hajat ini Insya Allah istiqomah untuk mendoakan bangsa, negara, dan NU, agar semakin baik kepemimpinannya

Surabaya (KABARIN) - Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) mengadakan istighosah di Surabaya sebagai wujud doa untuk Nahdlatul Ulama (NU) agar kepemimpinan organisasi tetap kuat dan bermanfaat bagi bangsa. Kegiatan ini rutin diikuti kiai, santri, dan masyarakat.

Ketua Umum JKSN KH Asep Saifuddin Chalim mengatakan acara seperti ini akan digelar minimal sebulan sekali.

“Acara istighosah dan Shalat Hajat ini Insya Allah istiqomah untuk mendoakan bangsa, negara, dan NU, agar semakin baik kepemimpinannya,” kata Kiai Asep di Surabaya, Kamis.

Dalam pesannya, Kiai Asep menekankan agar pengurus NU fokus pada pembenahan orientasi kepengurusan dan mengutamakan kepentingan umat.

“Kita mendoakan NU segera berbenah. Jangan para pengurus berebut komisaris atau mencari keuntungan tambang, tetapi kembali tulus mengawal Islam rahmatan lil alamin dan meningkatkan kesejahteraan umat,” ujarnya.

Selain itu, Kiai Asep juga mendoakan para pemimpin nasional dan daerah agar tetap istiqomah memperjuangkan kesejahteraan dan keadilan.

“Saya yakin Pak Prabowo tulus mengupayakan terwujudnya cita-cita luhur kemerdekaan. Kita doakan beliau istiqomah,” ucapnya.

Kiai Asep menyebut nama beberapa tokoh yang turut didoakan seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra, Bupati Serang Banten, serta para menteri yang dekat dengan lembaga pendidikan di Pesantren Amanatul Ummah.

Ia juga menyoroti tantangan sosial yang harus diperangi bersama, termasuk praktik pinjaman online dan judi online. “Pinjol dan judol memeras masyarakat miskin. Ini harus diperangi melalui dakwah dan pendidikan,” tegasnya.

Kiai Asep menekankan istighosah ini menjadi ruang bersama untuk mendoakan sekaligus memperkuat komitmen keumatan.

“Kami mengajak orang-orang yang tulus untuk berdoa dan berupaya keras mewujudkan kesejahteraan serta tegaknya keadilan,” tuturnya.

Kegiatan ini berlangsung di tengah krisis kepemimpinan NU yang muncul setelah pemecatan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf oleh Rais Aam KH. Miftachul Akhyar.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka