Pariaman (KABARIN) - Jembatan Koto Buruak di Kecamatan Lubuak Aluang, Padang Pariaman ambruk pada Kamis pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Kejadian ini dipicu derasnya aliran sungai setelah cuaca ekstrem terus menghantam wilayah tersebut selama satu minggu penuh.
"Jembatan Koto Buruak baru saja putus. Innalilahi wa innailaihi Raji'un, ketika jembatan ini putus ada seorang ibu yang mengendarai sepeda motor bersama anaknya jatuh bersama jembatan," kata Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis di Lubuak Aluang, Kamis.
Anaknya berhasil ditemukan dan sedang dirawat secara medis. Namun ibunya yang berusia 52 tahun masih dicari oleh tim penyelamat.
Ribuan warga kini terancam terisolasi karena satu jembatan lain yaitu Jembatan Kayu Gadang juga sudah ambruk pada 2023 akibat cuaca ekstrem. Pemerintah daerah masih menunggu bantuan dari pemerintah pusat untuk proses perbaikan.
Meski masih ada jalan alternatif di Kecamatan Batang Anai namun jarak tempuhnya jauh lebih panjang.
Jembatan Koto Buruak sebenarnya direncanakan menjadi jalur lingkar atau alternatif rute Bukittinggi menuju Padang karena ruas jalan nasional di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung sampai Batang Anai sering macet terutama saat libur Lebaran.
Walaupun rencana itu belum terealisasi jembatan sepanjang 185 meter itu sudah jadi infrastruktur penting yang mempersingkat perjalanan warga menuju pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi.
Wilayah Padang Pariaman dan sekitarnya juga sedang dilanda hujan lebat dan angin kencang selama sepekan terakhir. Dampaknya meluas mulai dari banjir hingga longsor dan pohon tumbang di banyak titik.
Karena kondisi ini John Kenedy Azis kembali meminta bantuan pemerintah provinsi dan pusat untuk menangani bencana sekaligus memperbaiki berbagai fasilitas yang rusak karena anggaran daerah terbatas.
Sebelumnya Pemkab Padang Pariaman sudah menetapkan status tanggap darurat setelah banjir, longsor, dan pohon tumbang terjadi sejak Jumat 21 November.
"Semua personel terkait harus bergerak cepat, fokus pada keselamatan warga dan penanganan darurat,” kata Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis di Parik Malintang.
Keputusan itu dibuat setelah pemerintah daerah mengkaji dampak kerusakan, keterbatasan sumber daya di lapangan, serta rekomendasi dari BPBD Padang Pariaman.