Jangan biarkan ketakutan menunda deteksi. Jika menemukan benjolan atau memiliki faktor risiko, jadwalkan pemeriksaan segera
Tangerang (KABARIN) - Kanker payudara masih menjadi salah satu penyakit yang paling banyak dialami perempuan di Indonesia. Meski terdengar menakutkan, sebenarnya penyakit ini bisa lebih mudah ditangani jika terdeteksi sejak dini.
Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Eka Hospital, dr. Sonar Soni Panigoro, mengingatkan pentingnya memperhatikan setiap perubahan pada payudara — sekecil apa pun.
“Jangan menunggu rasa sakit muncul. Perubahan bentuk atau ukuran salah satu payudara juga termasuk ciri kanker payudara yang patut diwaspadai,” ujarnya di Tangerang, Banten.
Waspadai Perubahan Fisik pada Payudara
Menurut dr. Sonar, ada beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
-
Benjolan keras yang tidak hilang setelah masa menstruasi.
-
Perubahan bentuk atau ukuran salah satu payudara.
-
Kulit menebal, mengerut, atau tampak seperti kulit jeruk.
-
Puting tertarik ke dalam (retraksi) atau keluar cairan tidak normal, terutama jika berdarah.
-
Kemerahan atau pembengkakan yang tak kunjung hilang.
Semua tanda ini, kata dr. Sonar, perlu dicermati dan tidak boleh diabaikan.
Siapa yang Berisiko Lebih Tinggi?
Kanker payudara memang bisa menyerang siapa saja, namun risiko paling tinggi ada pada wanita, terutama seiring bertambahnya usia. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko antara lain:
-
Riwayat keluarga dengan kanker payudara (misalnya ibu atau saudara perempuan).
-
Memiliki gen BRCA1 atau BRCA2.
-
Riwayat reproduksi, seperti menstruasi pertama di usia muda, menopause di usia lanjut, atau belum pernah melahirkan.
-
Gaya hidup tidak sehat: obesitas, jarang berolahraga, dan konsumsi alkohol berlebihan.
Langkah Penanganan Kanker Payudara
Jika terdiagnosis kanker payudara, penanganannya kini jauh lebih terarah dan personal. Beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan antara lain:
-
Pembedahan (operasi) untuk mengangkat jaringan kanker.
-
Radioterapi, menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sel kanker yang tersisa.
-
Kemoterapi, dengan obat-obatan yang menyerang sel kanker di seluruh tubuh.
-
Terapi hormon dan terapi target, yaitu pengobatan spesifik berdasarkan karakteristik biologis sel kanker.
“Pendekatan pengobatan kanker payudara saat ini bersifat multidisiplin — pasien ditangani bersama oleh tim dokter dari berbagai bidang agar perawatan lebih efektif dan terpersonalisasi,” jelas dr. Sonar.
Langkah Deteksi Dini: SADARI dan SADARNIS
Deteksi dini adalah kunci utama. Dr. Sonar mengajak semua wanita untuk melakukan pemeriksaan rutin, seperti:
-
SADARI (Periksa Payudara Sendiri): dilakukan setiap bulan setelah masa menstruasi selesai untuk mengenali perubahan pada payudara.
-
SADARNIS (Pemeriksaan Klinis): dilakukan oleh tenaga medis (dokter atau bidan) minimal setahun sekali.
-
Mammogram atau USG Payudara: disarankan untuk wanita berusia di atas 40 tahun atau yang memiliki faktor risiko, guna mendeteksi benjolan kecil yang belum terasa.
“Kesadaran adalah langkah pertama, dan tindakan adalah langkah berikutnya. Jangan biarkan ketakutan menunda deteksi,” tegas dr. Sonar. “Jika menemukan benjolan atau memiliki faktor risiko, segera jadwalkan pemeriksaan.”
Menjaga kesehatan payudara bukan hanya tentang pemeriksaan medis, tapi juga soal keberanian mengenal tubuh sendiri. Semakin cepat kanker payudara terdeteksi, semakin besar peluang untuk sembuh dan kembali hidup sehat.