Waspadai perubahan fisik pada payudara yang bisa jadi tanda kanker

waktu baca 2 menit

Jangan biarkan ketakutan menunda deteksi. Jika menemukan benjolan atau memiliki faktor risiko, jadwalkan pemeriksaan segera

Tangerang (KABARIN) - Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi dari Eka Hospital, Sonar Soni Panigoro, mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap setiap perubahan fisik pada payudara. Menurutnya, tanda-tanda kecil yang sering diabaikan bisa saja menjadi gejala awal dari penyakit serius seperti kanker payudara.

Salah satu ciri yang perlu diperhatikan adalah munculnya benjolan keras yang tidak hilang setelah masa menstruasi. Kondisi ini sebaiknya segera diperiksakan ke dokter agar bisa dideteksi sejak dini dan mendapatkan penanganan yang tepat sebelum berkembang lebih parah.

“Jangan menunggu rasa sakit muncul. Perubahan bentuk atau ukuran salah satu payudara juga masuk dalam ciri kanker payudara yang patut diwaspadai,” kata Sonar Soni Panigoro di Tangerang.

Ia menjelaskan bahwa kulit payudara yang menebal, mengerut, atau tampak seperti kulit jeruk juga perlu diwaspadai. Begitu juga perubahan pada puting, seperti tertarik ke dalam atau mengeluarkan cairan yang tidak normal, terutama jika berdarah. “Bahkan ada juga kasus kemerahan atau pembengkakan yang tidak hilang. Ini bagian yang perlu diperhatikan pada masa kini,” tambahnya.

Menurutnya, wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara, terutama seiring bertambahnya usia. Faktor genetik juga berperan, seperti memiliki anggota keluarga yang pernah menderita kanker payudara. Selain itu, gen BRCA1 dan BRCA2, riwayat reproduksi, serta gaya hidup seperti obesitas, kurang olahraga, dan konsumsi alkohol berlebihan juga bisa meningkatkan risiko.

Jika seseorang terdiagnosis kanker payudara, ada berbagai metode pengobatan yang bisa dilakukan, seperti operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi hormon, hingga terapi target. “Namun pendekatan pengobatan kanker payudara saat ini mengedepankan penerapan multidisiplin. Artinya, pasien ditangani bersama-sama oleh tim dokter dari berbagai spesialisasi merancang rencana perawatan yang paling efektif dan terpersonalisasi,” jelasnya.

Untuk pencegahan, Sonar menyarankan agar wanita rutin melakukan pemeriksaan sendiri atau yang dikenal dengan istilah SADARI setiap bulan setelah menstruasi selesai. Pemeriksaan klinis oleh tenaga kesehatan (SADARNIS) juga penting dilakukan setidaknya setahun sekali.

Selain itu, pemeriksaan seperti mammogram dan USG payudara direkomendasikan bagi wanita berusia di atas 40 tahun atau yang memiliki faktor risiko tertentu agar bisa mendeteksi adanya benjolan sejak dini.

“Kesadaran adalah langkah pertama, dan tindakan adalah langkah berikutnya. Jangan biarkan ketakutan menunda deteksi. Jika menemukan benjolan atau memiliki faktor risiko, jadwalkan pemeriksaan segera,” tutup Sonar.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka