Sebagai Mensos, saya diperintah melakukan pendampingan keluarga untuk perlindungan, mulai santunan, jaminan sosial, pemulihan sampai pemberdayaan
Surabaya (KABARIN) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menyerahkan santunan kepada 17 wali santri Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, dalam acara Tahlil Akbar Syuhada Al Khoziny di Gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Sabtu.
"Alhamdulillah, kita bisa doa bersama dalam menghadapi musibah ini. Presiden memberikan perhatian sejak awal pada musibah di Al-Khoziny sampai pemulihan. Sebagai Mensos, saya diperintah melakukan pendampingan keluarga untuk perlindungan, mulai santunan, jaminan sosial, pemulihan sampai pemberdayaan," kata Mensos Saifullah Yusuf.
Didampingi antara lain Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur (Jatim) KH Abdul Matin Djawahir dan Pengasuh Pesantren Al-Khoziny KH Abdul Salam Mujib, Mensos Saifullah Yusuf menyerahkan bantuan sosial senilai Rp15 juta dan paket sembako kepada masing-masing wali santri.
Penerima santunan merupakan wali santri dari 17 korban wafat akibat runtuhnya mushala Pesantren Al Khoziny pada 29 September 2025.
Dalam acara yang diawali khotmil Quran, pembacaan Surah Yasin, dan Tahlil itu, Mensos menjelaskan penyaluran santunan tahap awal diberikan kepada wali santri asal Surabaya, kemudian dilanjutkan ke Madura, Sidoarjo, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan luar Jawa.
"Kemarin, saya sudah menjenguk Syehlendra Haical Aditya dan Syaifur Rosi Abdillah di RS Sidoarjo, yang selamat tapi kakinya diamputasi. Sebagai santri, saya menyemangati agar sabar, ikhlas, dan kuat, menerima musibah, karena santri itu menerima musibah sebagai nasihat, pelajaran, yang kita bisa belajar dengan baik," kata Mensos.
Terkait penanganan bencana, Mensos menjelaskan pemerintah memiliki prosedur standar (SOP) dalam tiga tahap, yakni evakuasi, kedaruratan, serta rekonstruksi dan rehabilitasi.
Pada tahap pemulihan, PWNU Jatim diharapkan dapat bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk melakukan audit bangunan pesantren.
Selain santunan Kementerian Sosial (Kemensos) juga memberikan pemberdayaan dan pendampingan psikososial bagi keluarga korban melalui bantuan permodalan usaha dan pelatihan keterampilan sesuai potensi masing-masing.
Untuk memastikan ketepatan dukungan, Kemensos melakukan asesmen terhadap setiap keluarga korban guna mengetahui kebutuhan spesifik mereka. "Misalnya, ada yang ingin buka warung atau toko. Nanti kita asesmen dulu, kita latih dan kita berikan modal usaha," ujar Mensos.
Bagi korban yang mengalami disabilitas, pihaknya bekerja sama dengan Komisi Nasional Disabilitas (KND) memberikan pendampingan dan bantuan alat bantu sesuai kebutuhan, seperti kaki atau tangan palsu, kursi roda, dan tongkat.
"Tapi yang penting adalah setelah itu, bagaimana bisa membuat santri-santri kita semangat kembali. Ini bukan akhir dari segalanya, tapi awal yang harus kita rancang lebih baik untuk membuat mereka bisa juga meraih prestasi," katanya.