Labuan Bajo (KABARIN) - Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih berada pada level yang sangat tinggi. Badan Geologi Kementerian ESDM memastikan gunung tersebut tetap berstatus Level IV atau Awas setelah memantau data visual, kegempaan, dan deformasi terbaru.
“Berdasarkan analisis visual dan instrumental tersebut, tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih ditetapkan pada Level IV (AWAS),” ujar Plt. Kepala Badan Geologi, Lana Saria, dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Senin.
Laporan khusus itu disampaikan pada 1 Desember 2025, dan menggambarkan kondisi gunung yang masih aktif dan perlu diwaspadai. Secara visual, Lewotobi Laki-laki terlihat jelas meski sering tertutup kabut dengan intensitas sedang. Asap putih dari kawah utama juga terus muncul dengan intensitas bervariasi, dari tipis hingga tebal setinggi 50–200 meter dari puncak.
Cuaca di sekitar gunung pun berubah-ubah. “Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah utara, timur laut, barat daya, barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 21–33 derajat Celcius,” lanjut Lana.
Dari sisi kegempaan, aktivitasnya terbilang cukup sibuk. Dalam periode 30 November hingga 1 Desember 2025 pukul 12.00 WITA, terekam 33 gempa tremor non-harmonik, 6 gempa low frequency, 9 gempa vulkanik dalam, 1 tektonik lokal, dan 7 tektonik jauh. Meski begitu, hingga laporan terakhir, erupsi baru belum terjadi. Catatan erupsi terakhir adalah pada 18 Oktober 2025 pukul 00.44 WITA.
“Meskipun visual ke arah gunung sering tertutup kabut, namun saat jelas hembusan asap tebal masih teramati berasal dari kawah dan rekahan arah barat laut,” jelasnya.
Badan Geologi menegaskan bahwa tingginya jumlah gempa vulkanik, low frequency, dan tremor non-harmonik mengindikasikan suplai magma masih aktif. Gempa low frequency juga menunjukkan adanya pergerakan magma menuju permukaan. Selain itu, alat pengukur deformasi seperti Tiltmeter turut mencatat akumulasi tekanan, sementara data GNSS menunjukkan fluktuasi komponen vertikal selama sepekan terakhir, semuanya menandakan potensi erupsi yang masih terbuka.
Karena itu, masyarakat diminta tetap waspada. Badan Geologi mengimbau warga dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 6 km dari pusat erupsi, serta 7 km pada sektor barat laut–timur laut. Warga juga diminta menghindari informasi tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan resmi pemerintah daerah.
Bagi wilayah yang berada di aliran sungai berhulu di puncak gunung, seperti Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen, masyarakat perlu mewaspadai potensi banjir lahar jika hujan deras turun.
Untuk warga yang terdampak abu vulkanik, penggunaan masker atau penutup hidung dan mulut sangat dianjurkan karena abu dapat mengganggu saluran pernapasan. “Abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki juga dapat mengganggu operasional bandara dan jalur penerbangan apabila sebarannya mengarah ke area bandara dan jalur perlintasan pesawat,” ujar Lana.
Dengan aktivitas yang masih tinggi, masyarakat diminta tetap tenang, waspada, dan memantau informasi resmi agar bisa mengambil langkah aman setiap saat.
Editor: Raihan Fadilah
Copyright © KABARIN 2025