Taylor Swift diduga pake AI untuk video promo albumnya

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Dalam beberapa pekan terakhir, lini masa media sosial diramaikan oleh para Swifties (sebutan bagi penggemar Taylor Swift) yang menumpahkan kekecewaan mereka. Penyebabnya? Sang superstar diduga menggunakan kecerdasan artifisial (AI) dalam video promosi album barunya yang berjudul “The Life of a Showgirl.”

Dilansir dari Futurism, Wired, dan Rolling Stone, Rabu (8/10), kontroversi ini bermula dari kampanye promosi interaktif yang dirancang Taylor Swift. Ia mengajak penggemarnya di seluruh dunia untuk berburu video pendek melalui kode QR yang tersebar di 12 kota besar, termasuk Nashville (AS), London (Inggris), dan Barcelona (Spanyol).

Awalnya, konsep itu dianggap ide kreatif yang menyenangkan. Namun, setelah penggemar memindai kode QR dan menonton video yang muncul, antusiasme berubah jadi kekecewaan. Banyak yang menilai hasil videonya tampak “aneh” dan penuh kejanggalan khas buatan AI generatif, mulai dari tangan bartender yang menembus serbet, gantungan baju yang tiba-tiba hilang, hingga kuda komidi putar berkepala dua.

Para Swifties pun meluapkan kekesalannya di berbagai platform media sosial. Mereka menilai Taylor Swift, yang dikenal perfeksionis dan punya sumber daya besar, seharusnya bisa mempekerjakan seniman digital sungguhan, bukan mengandalkan AI untuk proyek sebesar itu.

CEO sekaligus pendiri perusahaan pendeteksi konten AI, Reality Defender, Ben Colman, mengatakan sangat mungkin beberapa klip promosi itu memang dibuat menggunakan AI. “Teks yang tidak jelas dan beberapa tampilan yang tidak masuk akal di klip-klip tersebut menjadi petunjuk,” ujarnya.

Hingga kini, Taylor Swift belum memberikan tanggapan resmi soal dugaan tersebut. Namun, yang membuat situasi semakin ironis adalah fakta bahwa Swift sebelumnya pernah mengkritik keras penggunaan AI generatif.

Pada September 2024, melalui akun Instagram pribadinya, ia menepis kabar soal video palsu yang memperlihatkannya mendukung Donald Trump dalam kampanye pilpres AS. “Itu benar-benar membangkitkan kekhawatiran saya tentang AI dan bahaya menyebarkan misinformasi,” tulis Swift dalam unggahan di akun @taylorswift pada 11 September 2024.

Bagi banyak penggemar, terutama yang sudah lama mendukungnya, ini jadi momen yang mengecewakan. Seperti yang diungkapkan oleh Alyssa Yung, seorang penggemar yang sudah mengikuti Swift sejak SD, dalam wawancara dengan Rolling Stone. “Taylor Swift telah menjadi advokat selama bertahun-tahun tentang kepemilikan karya seninya, dan AI generatif menggunakan karya seni curian untuk membuat gambar atau video,” katanya.

Yung juga menambahkan, hal yang paling mengecewakan adalah Swift sebenarnya punya kemampuan dan dana untuk mempekerjakan seniman CGI profesional, tapi justru memilih jalan pintas lewat teknologi AI.

Video-video promosi tersebut awalnya diunggah di YouTube, namun kini sudah tidak bisa diakses lagi. Sementara itu, Swifties masih terus memperdebatkan langkah idolanya yang dianggap tidak sejalan dengan prinsipnya selama ini.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka