Waspadai hoarding disorder yang sering tak disadari

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Pernah merasa sulit membuang barang karena takut menyesal di kemudian hari, sampai rumah jadi sesak dan penuh barang? Bisa jadi itu bukan sekadar kebiasaan, tapi tanda dari hoarding disorder, gangguan mental yang bikin seseorang terus menimbun barang tanpa kendali.

Gangguan ini bukan cuma soal suka mengoleksi atau malas beberes, tapi bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik. Rumah yang penuh barang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan kenyamanan, bahkan memicu stres berlebih.

Mengenal lebih dekat hoarding disorder

Hoarding disorder adalah gangguan kejiwaan yang membuat seseorang kesulitan untuk membuang barang, meskipun benda itu sudah rusak, kotor, atau bahkan tidak berguna. Orang yang mengalaminya merasa setiap barang punya arti penting, entah karena kenangan, nilai emosional, atau rasa aman yang muncul saat dikelilingi benda-benda tersebut.

Kondisi ini sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Mereka menganggap kebiasaan menimbun adalah hal wajar atau bisa dikendalikan, padahal seiring waktu, tumpukan barang justru makin menumpuk dan mulai mengganggu kehidupan mereka.

Tingkat keparahan gangguan ini juga beragam. Ada yang masih bisa beraktivitas normal, tapi ada juga yang sampai kesulitan bergerak di rumah sendiri karena ruangnya dipenuhi barang.

Risiko yang muncul akibat menimbun barang berlebihan

Jika tidak ditangani, hoarding disorder bisa membawa banyak masalah. Rumah yang terlalu penuh meningkatkan risiko jatuh, tertimpa barang, atau bahkan terjebak di dalam ruangan yang sempit.

Lingkungan yang sesak juga bikin aktivitas harian jadi terbatas. Selain itu, hubungan dengan keluarga bisa memburuk karena perbedaan pandangan soal kebersihan atau kenyamanan rumah. Penderita sering kali menarik diri dari lingkungan sosial karena malu atau merasa tidak dipahami.

Kondisi rumah yang kotor akibat penumpukan barang bisa menjadi sarang kuman dan tikus, yang berujung pada masalah kesehatan. Bahkan dalam beberapa kasus, tumpukan barang yang dekat dengan sumber listrik atau api bisa meningkatkan risiko kebakaran.

Pakar kesehatan jiwa menyebut bahwa memahami dan mengenali gejala hoarding disorder sejak dini adalah langkah penting untuk mencegah dampak yang lebih parah. Penanganan profesional seperti terapi perilaku dan dukungan keluarga bisa membantu penderita mulai melepas keterikatan mereka dengan barang.

Seperti kata para ahli, “Kesembuhan berawal dari kesadaran untuk berubah.” Jadi, kalau rumah mulai terasa lebih seperti gudang daripada tempat beristirahat, mungkin sudah saatnya berhenti menimbun dan mulai berbenah.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka