Kenali bahaya doxing dan cara ampuh melindungi diri

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Di era digital yang serba terbuka ini, privasi seakan menjadi barang mewah. Setiap jejak online kita mudah diakses, dan informasi pribadi bisa tersebar tanpa izin. Salah satu ancaman yang semakin sering muncul adalah doxing, yaitu tindakan membocorkan data pribadi seseorang secara sengaja untuk merugikan.

Kalau istilah ini terdengar asing, kamu nggak sendiri. Namun, dampaknya bisa sangat serius bagi korban, mulai dari stres emosional, rusaknya reputasi, hingga kerugian finansial. Tidak jarang kasus doxing juga menimbulkan tekanan sosial dan psikologis yang berkepanjangan, membuat korban merasa tidak aman bahkan dalam aktivitas sehari-hari.

Apa itu doxing?

Secara sederhana, doxing adalah aksi membongkar dan menyebarkan informasi pribadi seseorang ke publik tanpa izin. Informasi ini bisa apa saja, mulai dari nama lengkap, alamat rumah, nomor telepon, pekerjaan, hingga data finansial. Tujuannya pun beragam: menakut-nakuti, mempermalukan, membungkam, atau bahkan membahayakan korban.

Biasanya, doxing terjadi lewat media sosial, forum online, atau website. Tapi nggak menutup kemungkinan juga muncul secara offline, misalnya lewat surat kaleng atau gosip dari mulut ke mulut.

Motif doxing

Orang melakukan doxing nggak selalu karena alasan serius. Beberapa motif yang umum antara lain:
1. Balas dendam: Konflik pribadi memicu pelaku membocorkan data korban.
2. Intimidasi atau pelecehan: Tekanan supaya korban nurut keinginan pelaku.
3. Aktivisme kontroversial: Mengungkap identitas pihak tertentu, walau cara ini banyak dianggap salah.
4. Hiburan: Mencari sensasi atau perhatian di media sosial.

Meski belum ada aturan pidana khusus soal doxing, praktik ini jelas melanggar privasi dan bisa berujung ke ancaman nyata di dunia maya maupun nyata.

Jenis-jenis doxing

Doxing nggak cuma satu jenis. Secara umum, ada tiga tipe yang sering muncul:
- Deanonimisasi: Membuka identitas asli seseorang yang sebelumnya pakai nama samaran.
- Penargetan: Menyebarkan info untuk mengancam atau menyerang langsung.
- Delegitimasi: Merusak reputasi korban lewat bocornya informasi pribadi.

Rosihan Ari Yuana, dosen Ilmu Komputer UNS Surakarta, bilang kalau doxing bisa merusak privasi secara signifikan. Untungnya, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan.

Cara melindungi diri dari doxing

Supaya nggak jadi korban, ini lima langkah penting yang bisa kamu lakukan:
- Batasi info pribadi di media sosial. Jangan semua hal tentang diri kamu bisa diakses publik.
- Atur privasi akun. Jangan sembarangan membagikan tanggal lahir, kota asal, atau tempat kerja.
- Gunakan VPN saat berselancar online untuk menyembunyikan alamat IP.
- Waspada phishing. Banyak pelaku doxing pakai trik ini untuk curi data.
- Jangan bagikan info sensitif seperti alamat rumah, nomor SIM, atau data rekening bank secara online.

Dampak negatif doxing

Kalau sudah terjadi, doxing bisa bikin hidup korban berantakan:
- Gangguan privasi, karena data tersebar luas.
- Ancaman keselamatan, baik fisik maupun psikologis.
- Kerusakan reputasi, yang bisa mengganggu hubungan sosial dan profesional.
- Tekanan mental, termasuk stres, cemas, hingga depresi.
- Kerugian finansial, kalau data keuangan disalahgunakan.

Studi dari International Journal of Environmental Research and Public Health menunjukkan bahwa korban doxing berpotensi mengalami masalah kesehatan mental serius. Jadi, nggak main-main.

Pada intinya, di dunia digital sekarang, menjaga jejak online itu wajib. Semakin sadar akan privasi dan keamanan diri, semakin kecil risiko jadi korban doxing. Ingat, jangan pernah remehkan bocornya info pribadi karena efeknya bisa jauh lebih besar dari yang kamu bayangkan.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka