"Hasil dari pola asuh tanpa kekerasan akan terlihat dalam jangka panjang. Anak akan tumbuh dengan karakter yang lebih positif, percaya diri, dan kuat"
Natuna (KABARIN) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pelindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Natuna mengingatkan bahwa pola pengasuhan yang baik punya peran besar dalam mencegah anak mengalami kekerasan, baik secara fisik maupun psikis.
Kepala Bidang PPPA DP3AP2KB Natuna, Yuli Ramadhanita, mengatakan di Natuna, Selasa, bahwa pola asuh tanpa kekerasan menjadi fondasi penting untuk membentuk karakter positif pada anak. Menurut dia, pendekatan ini membuat anak lebih aman, nyaman, dan jauh dari risiko cedera.
“Pola asuh akan membentuk karakter anak. Jika salah dalam mengasuh, maka tumbuh kembang anak bisa bermasalah,” ujar Yuli.
Ia menjelaskan bahwa kunci utama dari pengasuhan tanpa kekerasan adalah komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak. Komunikasi ini harus berjalan dua arah, di mana orang tua mampu menyampaikan pesan dengan jelas, sekaligus benar-benar mendengarkan apa yang ingin disampaikan anak.
Menurut Yuli, komunikasi positif bisa dimulai dari pilihan kata dan nada bicara yang lebih halus. Instruksi atau teguran sebaiknya disampaikan tanpa membentak atau merendahkan anak.
“Misalnya ubah kalimat negatif menjadi positif. Seperti ‘ayah atau Ibu yakin kamu bisa’, bukan ‘kamu pasti tidak bisa’ atau ‘masa begitu saja tidak bisa’,” katanya mencontohkan.
Dalam pola asuh positif, anak juga perlu diberikan ruang untuk mengekspresikan diri dan waktu untuk merespons. Orang tua diharapkan lebih sabar, tidak terburu-buru menuntut jawaban, apalagi saat anak melakukan kesalahan. Lingkungan yang aman perlu diciptakan supaya anak merasa bebas berbicara tanpa takut dimarahi atau dihakimi.
Yuli mengakui bahwa menerapkan pola asuh tanpa kekerasan bukan hal mudah, apalagi bagi keluarga yang terbiasa dengan pola asuh tradisional. Dibutuhkan kesabaran ekstra, kemampuan mengelola emosi, serta konsistensi.
“Namun, hasil dari pola asuh tanpa kekerasan akan terlihat dalam jangka panjang. Anak akan tumbuh dengan karakter yang lebih positif, percaya diri, dan kuat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa orang tua adalah madrasah pertama bagi anak. Sementara keluarga besar, sekolah, masyarakat, hingga pemerintah hanya menjadi pendukung dalam pembentukan karakter.
"Orang tua berperan penting dalam menentukan masa depan anak," kata Yuli Ramadhanita.