Jakarta (KABARIN) - Pendeta Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Immanuel Jakarta, Pdt Abraham Ruben Persang, mengingatkan bahwa makna Natal sejatinya tidak berhenti pada perayaan seremonial. Menurutnya, Natal justru menjadi momen untuk menjalankan panggilan iman lewat tindakan nyata kepada sesama.
Dalam khotbah ibadah Natal di GPIB Immanuel Jakarta, Kamis, Abraham menegaskan bahwa kehadiran Tuhan dalam peristiwa Natal harus diterjemahkan sebagai misi yang berkelanjutan.
“Natal bukan bicara soal selebrasi, tapi soal misi. Kalau misi itu berarti jelas, ada landasannya, ada tujuannya, ada prosesnya, bukan one time shot,” katanya.
Ia mencontohkan bagaimana gereja bergerak cepat membantu masyarakat terdampak bencana alam di sejumlah wilayah di Sumatera. Bantuan tersebut dilakukan tanpa sorotan berlebihan karena tujuannya murni untuk kemanusiaan.
“Kita mengingat satu bulan yang lalu ketika peristiwa itu (bencana alam) terjadi, maka dengan cepat pimpinan gereja langsung memberikan surat gembala, kemudian kita beraktivitas mengumpulkan dana, pakaian, dan sebagainya buat saudara kita. Nggak diekspos, nggak apa-apa. Karena bukan itu tujuannya, bukan selebrasi, tapi misi,” ujar Abraham.
Menurutnya, relasi antarmanusia menjadi perhatian penting gereja, terutama di tengah berbagai persoalan sosial yang terjadi. Hal itu sejalan dengan tema Natal 2025 yang diusung GPIB, yaitu Allah Memulihkan Kehidupan Seluruh Ciptaan, sebagai pesan harapan bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan.
Abraham menambahkan, perayaan Natal seharusnya mendorong umat untuk membawa nilai kasih dan damai sejahtera dalam kehidupan sehari-hari.
“Ketika Natal kita rayakan, kita merasakan sebagai anak-anak Tuhan, kita merasakan kasih dan damai sejahtera Tuhan. Maka, ketika kita bersaksi membangun relasi dengan banyak orang, dengan seluruh ciptaan, bukan kita yang kita bawa, tapi kasih sayang Allah, damai Allah yang kita bawa,” ucapnya.
Ia berharap Natal tahun ini dapat menggerakkan umat Kristiani untuk terus menyebarkan kasih tanpa memandang perbedaan latar belakang.
Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar juga mengajak umat Kristiani memaknai Natal sebagai momentum untuk memperkuat peran keluarga. Dengan tema Natal 2025 Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga, Menag menekankan bahwa keluarga menjadi fondasi utama kehidupan berbangsa.
“Jika keluarga dipulihkan, gereja akan bertumbuh. Jika gereja kuat, masyarakat menjadi rukun, dan jika keluarga-keluarga kita tangguh, bangsa ini akan menemukan kembali arah dan harapannya,” ujar Menag.
Sumber: ANTARA