Beirut (KABARIN) - Militer Israel disebut telah menghancurkan 326 alat berat yang digunakan untuk membangun kembali wilayah selatan Lebanon menurut Hashim Haidar, Ketua Dewan Negara Lebanon Selatan.
Haidar menyampaikan dari total itu, 32 unit adalah milik Dewan Negara Lebanon Selatan sendiri. Semua kerusakan sudah didokumentasikan dan pemerintah Lebanon diperkirakan akan menganggarkan dana untuk kompensasi sekaligus membeli peralatan baru.
Sejak November 2024, lebih dari 50 bangunan di Lebanon selatan dan Beqaa Barat hancur total, sementara 189 bangunan lain perlu diperbaiki. Haidar memperkirakan biaya rekonstruksi wilayah selatan saja mencapai 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp83,6 triliun. Tambahan 5 miliar dolar AS lagi diperlukan untuk membangun kembali wilayah selatan Beirut dan Lembah Beqaa di timur Lebanon.
Menurut Haidar, angka itu menjadi beban besar bagi negara dan memerlukan keputusan politik serius karena melebihi kapasitas keuangan Lebanon. Meski begitu, pemerintah tetap bisa memulai pekerjaan mendesak seperti memperkuat bangunan agar warga pengungsi bisa kembali ke rumah.
Sumber dana saat ini terbatas, satu-satunya yang tersedia adalah pinjaman Bank Dunia senilai 250 juta dolar AS atau Rp4,18 triliun yang dialokasikan khusus untuk proyek infrastruktur.
Serangan drone Israel selama ini sering menargetkan buldoser dan truk pengangkut di kota-kota Lebanon selatan. Pada awal Oktober, pesawat Israel juga menyerang depo peralatan konstruksi utama dan menghancurkan puluhan alat berat.
Israel mengklaim serangan itu menyasar alat milik Hizbullah yang digunakan untuk membangun infrastruktur militer. Sementara pihak Lebanon menegaskan serangan ini melanggar kedaulatan negara meski sudah ada gencatan senjata pada November 2024.
Militer Israel masih menempatkan pasukannya di lima titik strategis di Lebanon selatan termasuk utara Desa Ghajar, yang menurut pemerintah Lebanon merupakan pendudukan berkelanjutan dan pelanggaran Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB.
Israel menekankan serangannya menarget pemimpin dan aset militer Hizbullah dan akan terus melakukan operasi untuk menghilangkan ancaman dari kelompok tersebut.