Jakarta (KABARIN) - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan kardiologi pediatrik dan penyakit jantung bawaan dr. Asmoko Resta Permana Sp.JP(K) FIHA menyampaikan bahwa pemeriksaan ultrasonografi (USG) fetomaternal bermanfaat untuk mendeteksi lebih dini kelainan jantung bawaan pada janin.
Menurut dokter lulusan Universitas Indonesia itu, konsultan fetomaternal bisa memanfaatkan hasil pemeriksaan USG pada ibu hamil untuk mendeteksi kelainan seperti penyakit jantung bawaan pada janin.
"Ketika menemukan kelainan ukuran jantung, atau mungkin dia bisa melihat ada strukturnya yang berlubang atau apa, dia akan kirim ke dokter kandungan juga, tapi yang ahli di bidang kelainan bawaan secara keseluruhan, dari kepala sampai kaki, namanya konsultan fetomaternal," katanya dalam diskusi mengenai penyakit jantung bawaan yang dilaksanakan di Jakarta pada Rabu.
Dokter Asmoko mengemukakan bahwa memang tidak semua dokter kandungan memiliki kompetensi untuk mendeteksi kelainan jantung dan hasil pemeriksaan USG dua dimensi akurasinya hanya 80 persen karena pencitraan janin terhalang lapisan perut dan cairan ketuban pada masa kehamilan.
Kendati demikian, dokter dari Siloam Heart Hospital itu menyampaikan, pemeriksaan lanjutan bisa dilakukan setelah bayi lahir dan pada masa ini akurasi pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan jantung bawaan bisa ditingkatkan menjadi 98 persen.
Dokter Asmoko menjelaskan, bayi baru lahir yang terdeteksi mengalami kelainan jantung bawaan bisa diperiksa saturasi oksigennya.
Jika saturasi oksigennya di bawah 95 persen, maka pasien akan dirujuk ke dokter spesialis agar bisa mendapat penanganan lebih lanjut.
"Jadi mereka ada penyaringannya dilakukan tiga kali, kalau enggak lolos ini, ada sesuatu perlu dikirim, baik itu ke spesialis anak yang ahli jantung atau ke spesialis jantung yang ahli jantung anak. Nah, itu mekanisme itu sudah berjalan," kata dokter Asmoko.
Dia menyampaikan pentingnya upaya deteksi dini dan penelusuran faktor risiko untuk mencegah pemburukan akibat tindakan yang tidak tepat dalam penanganan penyakit jantung bawaan.
Walaupun demikian, ia melanjutkan, keterlambatan menjalani pemeriksaan masih lebih baik ketimbang tidak menjalani pemeriksaan sama sekali.
"Datang ke kita nanti kalau sudah ada keluhan, tapi itu lebih baik dibandingkan enggak sama sekali, karena kalau enggak maka dia akan jatuh ke kondisi hipertensi paru, rusak," katanya.
"Jadi kualitas hidup menurun dan angka keselamatannya lima tahun ke depan itu rendah sekali," ia menambahkan.