Jakarta (KABARIN) - Wakil Presiden Gibran Rakabuming menyampaikan ajakan kepada negara-negara G20 untuk membangun bentuk kerja sama yang lebih adil di tengah perubahan besar akibat teknologi kecerdasan buatan (AI).
Saat berbicara di pleno ketiga KTT G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, ia menegaskan bahwa Indonesia memilih jalur pemanfaatan sumber daya alam yang hasilnya dikembalikan kepada rakyat lewat hilirisasi dan penguatan industri nasional.
"Kami membangun industri di dalam negeri, berinvestasi dalam hilirisasi, dan memastikan rakyat kami mendapatkan manfaat dari kekayaan alam mereka sendiri," katanya.
Gibran menjelaskan bahwa langkah tersebut bukan berarti Indonesia menutup diri. Justru Indonesia membuka ruang bagi kolaborasi yang setara, baik dalam investasi, transfer teknologi, maupun pengelolaan mineral penting yang dilakukan secara bertanggung jawab.
"Hal itu membutuhkan kepemimpinan dan kerja sama untuk memastikan bahwa revolusi industri baru ini memberi manfaat bagi semua negara, bukan hanya segelintir," ujarnya.
Ia menekankan bahwa dunia tidak akan mencapai masa depan yang adil tanpa gotong royong dan komitmen global. Dalam kesempatan itu, Gibran menyatakan kesiapan Indonesia untuk menjadi penghubung antara inovasi dan pemerataan, antara progres dan keadilan.
Wapres juga menegaskan bahwa Indonesia siap bekerja dengan semua anggota G20 agar perkembangan teknologi AI membawa manfaat yang dirasakan secara luas, bukan hanya oleh negara-negara tertentu.
“Indonesia percaya masa depan harus dibangun di atas keadilan, keadilan dalam tata kelola teknologi baru, pemanfaatan sumber daya alam, dan keadilan bagi para pekerja,” ujarnya.
Ia berharap G20 bisa memperkuat komitmen bersama demi membentuk sistem global yang lebih inklusif dan adil untuk semua.