Inilah 5 tanda kalau tubuh kamu kelebihan kafein

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Buat banyak orang, kafein, baik dari kopi maupun minuman berenergi jadi “senjata” andalan untuk menambah tenaga dan fokus. Tapi kalau dikonsumsi berlebihan, kafein justru bisa jadi sumber stres bagi tubuh dan pikiran.

Mengutip laporan Hindustan Times, Minggu, Ahli Gizi dari Motherhood Hospital Gurugram, Dr. Nisha, mengingatkan bahwa banyak orang tidak sadar betapa cepatnya kafein menumpuk di dalam tubuh dan memengaruhi kondisi fisik hingga psikologis.

“Bahkan sedikit lebih banyak dapat menstimulasi sistem saraf secara berlebihan dan mengganggu tidur, pencernaan, dan suasana hati. Mendengarkan tanda peringatan awal tubuh menjadi langkah pertama menuju tingkat energi yang lebih sehat dan seimbang,” kata Dr. Nisha.

Menurutnya, tubuh biasanya memberi sinyal cukup jelas ketika sedang “overdosis” kafein. Berikut lima tanda yang perlu kamu perhatikan:

1. Badan terasa bergetar, gelisah, atau sangat gugup tanpa alasan
Kafein bekerja dengan memblokir adenosin dan menstimulasi sistem saraf pusat. Hasilnya, tubuh melepas adrenalin berlebih yang bisa memperburuk kecemasan, menambah stres, dan membuat suasana hati tidak stabil.

2. Sulit tidur, sering terbangun, atau bangun dalam kondisi tidak segar
Kafein punya waktu paruh sekitar 5–6 jam. Jika dikonsumsi terlalu sore, efeknya akan menunda siklus tidur nyenyak. Tidur yang terganggu membuat tubuh sulit pulih, imun melemah, dan mood jadi berantakan.

3. Jantung berdegup kencang atau berdetak tidak beraturan meski sedang istirahat
Asupan kafein berlebih memicu pelepasan adrenalin yang membuat detak jantung naik dan jadi tidak stabil. Menurut Journal of Psychopharmacology, palpitasi berulang bisa menjadi sinyal perlunya pemeriksaan medis.

4. Gangguan pencernaan: sering ke toilet, kram perut, refluks asam, atau sakit lambung
Kafein bersifat diuretik dan laksatif, serta meningkatkan produksi asam lambung. Jika terlalu banyak, efeknya bisa memicu dehidrasi, iritasi pencernaan, hingga malabsorpsi nutrisi.

5. Sakit kepala harian atau nyeri hebat ketika tidak minum kafein
Kafein menyempitkan pembuluh darah di otak. Ketika asupan dihentikan, pembuluh darah melebar kembali dan memicu sakit kepala, ini merupakan tanda ketergantungan dan gejala withdrawal.

Untuk mengurangi konsumsi kafein, Dr. Nisha menyarankan beberapa cara: perbanyak minum air putih untuk membantu detoksifikasi, kurangi asupan secara bertahap (25–50 mg setiap 3–4 hari), atau ganti dengan teh hijau, teh hitam, atau kopi tanpa kafein. Menetapkan “jam batas” kafein, misalnya tidak minum setelah pukul 12.00–14.00 juga bisa membantu mencegah gangguan tidur.

Namun bila muncul gejala berat seperti detak jantung tidak beraturan, nyeri dada, kecemasan ekstrem, atau serangan panik, segera hubungi dokter.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka