Mengenal 5 tumbuhan langka di Indonesia yang terancam punah

waktu baca 4 menit

Jakarta (KABARIN) - Indonesia punya kekayaan hayati yang luar biasa luas, tapi di balik rimbunnya hutan dan beragam ekosistem yang dimilikinya, ada sejumlah tumbuhan langka yang perlahan mulai hilang dari alam.

Melestarikan mereka bukan cuma soal menjaga keindahan alam, tapi juga memastikan rantai kehidupan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Karena itu, mengenal daftar tumbuhan langka di Indonesia beserta upaya pelestarian-nya menjadi langkah penting agar generasi berikutnya masih bisa menikmati kekayaan hayati yang sama.

Berikut ini lima daftar tumbuhan langka yang terancam punah di Indonesia beserta upaya untuk pelestarian-nya.

5 Tumbuhan langka yang terancam punah di Indonesia

1. Kantong semar

Kantong semar memiliki banyak jenisnya, namun sebagian besar kini masuk kategori terancam punah. Tanaman unik ini sering diburu, sementara kemampuan berkembang biak-nya terbilang lambat, sehingga jumlahnya di alam makin terbatas. Meski beberapa orang sudah berhasil membudidayakan-nya, jumlah hasil budidaya-nya masih sedikit dan harganya di pasaran tetap relatif tinggi.

2. Beberapa spesies bunga anggrek

Di Indonesia, ada sejumlah anggrek yang termasuk tanaman langka, seperti Goodyera pusilla, Goodyera reticulata, Goodyera viridiflora, Phalaenopsis cornu-cervi, Phalaenopsis fimbriata, dan Vrydagzynea albida.

Kelangkaan jenis-jenis ini dipicu oleh populasinya yang memang sedikit serta proses perkembangbiakan yang berjalan lambat. Kerusakan habitat juga memperburuk situasi, membuat anggrek-anggrek ini sulit tumbuh dengan optimal di alam.

3. Rotan batang

Rotan batang (Calamus zollingeri Becc) merupakan salah satu flora Indonesia yang statusnya sudah tergolong genting. Jenis rotan ini makin jarang ditemui karena proses reproduksi-nya rendah, ditambah eksploitasi yang berlebihan selama bertahun-tahun. Kombinasi keduanya membuat keberadaan-nya di alam semakin terdesak.

4. Pinang hutan

Pinang hutan atau biasa juga disebut pinang kipas bisa tumbuh hingga sekitar 17 meter dengan batang berdiameter 10–12 cm. Tanaman ini umumnya ditemukan di wilayah Sulawesi, namun jumlahnya saat ini sangat minim.

Bahkan di habitat aslinya, populasinya diperkirakan tinggal kurang dari sepuluh pohon. Penyebab utamanya adalah pengambilan besar-besaran untuk dijadikan tanaman hias, tanpa diimbangi usaha penanaman kembali.

5. Rafflesia arnoldii

Rafflesia arnoldii dikenal sebagai bunga terbesar di dunia. Tanaman parasit ini hidup pada jaringan tumbuhan merambat dan tidak memiliki daun, sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis.

Rafflesia pertama kali ditemukan pada 1818 di hutan tropis Bengkulu, dekat Sungai Manna di Lubuk Tapi, Bengkulu Selatan. Penemu-nya adalah seorang pemandu lokal yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold. Nama “Rafflesia” kemudian diberikan untuk menghormati Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi saat itu.

Selain kelima di atas tentu masih banyak lagi tumbuhan langka yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, masing-masing dengan tantangan dan ancaman yang berbeda-beda.

Pada akhirnya, menjaga keberadaan flora-flora unik ini bukan hanya soal melestarikan kekayaan alam, tetapi juga memastikan keseimbangan ekosistem tetap terjaga untuk generasi yang akan datang.

Upaya pelestarian tumbuhan langka di Indonesia

Melihat semakin menurunnya jumlah berbagai tumbuhan langka seperti yang sudah disebutkan, langkah pelestarian jelas menjadi hal yang tidak bisa ditunda lagi. Secara umum, ada dua metode yang biasa digunakan dalam upaya konservasi, yaitu ex situ dan in situ. Berikut penjelasannya:

1. Pelestarian ex situ

Merupakan upaya pengembangbiakan yang dilakukan di luar habitat aslinya. Lingkungan baru tempat tumbuhan ini dirawat dibuat semirip mungkin dengan kondisi aslinya agar pertumbuhannya tetap optimal.

2. Pelestarian in situ

Yaitu pelestarian yang dilakukan langsung di habitat alami tumbuhan tersebut. Cara ini bertujuan menjaga populasi tetap bertahan di ekosistem yang memang menjadi tempat tumbuhnya sejak awal.

Kawasan konservasi tumbuhan langka

Untuk mendukung kedua metode tersebut, pemerintah Indonesia telah membangun sejumlah kawasan konservasi. Kehadiran area-area ini dimaksudkan untuk menjaga dan memulihkan populasi tumbuhan langka yang kian berkurang. Beberapa jenis kawasan konservasi yang telah dibentuk antara lain:

• Taman nasional: Kawasan dengan karakteristik khusus yang dikembangkan untuk kepentingan penelitian, pendidikan, perlindungan, serta rekreasi.

• Suaka margasatwa: Kawasan perlindungan alam yang memiliki keunikan dan keragaman satwa, serta dijaga kondisi lingkungannya.

• Taman wisata alam: Area konservasi yang juga dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata berbasis alam.

• Taman hutan raya: Kawasan pelestarian yang difungsikan sebagai tempat koleksi tumbuhan untuk penelitian, pendidikan, serta kegiatan lainnya.

• Taman buru: Wilayah hutan yang dikelola khusus sebagai lokasi wisata berburu secara terkontrol.

• Cagar alam: Area yang secara khusus ditetapkan untuk melindungi flora agar dapat tumbuh dan berkembang secara alami.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka