Guru muda asal NTT ini terbang jauh ke Kalsel buat ngajar di Sekolah Rakyat

waktu baca 2 menit

“Orang tua pun kaget dapat penempatan di Banjarbaru. Tapi akhirnya disetujui juga,”

Jakarta (KABARIN) - Bayubuana Toleu (27) mungkin nggak pernah nyangka kalau perjalanan hidupnya bakal bawa dia ribuan kilometer dari kampung halaman di Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, sampai ke Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Anak muda lulusan Pendidikan Geografi Universitas Nusa Cendana ini akhirnya memutuskan jadi tenaga pendidik di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 9 Banjarbaru.

“Orang tua pun kaget dapat penempatan di Banjarbaru. Tapi akhirnya disetujui juga,” cerita Bayu, Kamis (18/9).

Sebelum hijrah ke Kalimantan, Bayu udah pernah ngajar sebagai guru honorer Geografi di SMP Satap Negeri Sunbaki, TTU. Tapi, Bayu cuma digaji Rp250 ribu per bulan, itu pun cairnya tiap tiga bulan sekali. Bayangin aja, hidup dengan nominal segitu jelas nggak gampang.

Kesempatan emas datang pas Bayu lolos seleksi program Sekolah Rakyat—sebuah inisiatif pemerintah di bawah Kementerian Sosial. Program ini buka jalan buat guru bersertifikat PPG (Pendidikan Profesi Guru) bisa diangkat jadi PPPK Jabatan Fungsional (JF) dengan status resmi.

Sekarang, meski jauh dari keluarga, Bayu tetap gaspol ngajar. Dia bawa gaya kekinian di kelas dengan metode belajar digital. “Cara ngajar saya biasanya pakai aplikasi-aplikasi yang bisa diselipin game. Jadi anak-anak nggak bosen di kelas,” jelasnya.

Tapi Bayu nggak berhenti di situ. Dia punya harapan besar soal keberadaan Sekolah Rakyat. Menurutnya, sekolah ini bukan cuma tempat buat dapat akses pendidikan gratis, tapi juga wadah buat anak-anak punya masa depan.

“Mungkin ada yang mau kuliah, ada yang mau tes polisi atau tentara. Pemerintah bisa bantu fasilitasi biar cita-cita mereka nggak putus di tengah jalan,” katanya.

Sekolah Rakyat sendiri emang beda konsepnya. Bukan cuma fokus di pendidikan, tapi juga jadi semacam miniatur program pengentasan kemiskinan. Isinya lengkap: ada cek kesehatan gratis, makan bergizi gratis, jaminan kesehatan, koperasi desa, sampai program pembangunan rumah.

Sampai sekarang, udah ada 100 Sekolah Rakyat rintisan tahap pertama yang jalan di berbagai daerah. Targetnya tahun ajaran 2025/2026 bakal nambah jadi 165 sekolah (dari SD, SMP, sampai SMA/sederajat), bisa nampung hampir 16 ribu siswa dengan ribuan guru dan tenaga pendidik.

Buat Bayu, hijrah jauh ke Kalimantan bukan sekadar pekerjaan, tapi misi. Dari NTT ke Kalsel, dia bawa semangat buat buktiin kalau pendidikan gratis bukan cuma jargon, tapi jalan nyata buat anak-anak kecil bermimpi lebih besar.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka