Kemnaker turunkan instruktur BLK jadi relawan pemulihan sarana-prasarana pasca bencana

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Kementerian Ketenagakerjaan menyiapkan relawan dari instruktur balai latihan kerja atau BLK untuk membantu perbaikan sarana dan prasarana yang terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menjelaskan bahwa para instruktur ini akan diterjunkan dalam fase pemulihan untuk mempercepat perbaikan fasilitas yang rusak akibat banjir bandang dan tanah longsor.

“Yang sekarang kita sedang siapkan adalah relawan dari Kementerian Ketenagakerjaan, mereka adalah instruktur yang nanti akan turun dalam pemulihan sarana-prasarana,” ujar Yassierli dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Para instruktur BLK ini punya keahlian di berbagai bidang mulai dari mekanik, kelistrikan, konstruksi, hingga servis motor dan mobil sehingga diharapkan bisa membantu mempercepat proses pemulihan di lokasi terdampak.

“Kami punya instruktur mekanik, elektrik, konstruksi, servis motor dan mobil yang tersebar di seluruh Indonesia. Sekarang kita sedang mencari cara terbaik bagaimana mereka bisa terlibat dalam relawan Kemnaker,” tambahnya.

Yassierli juga menyebut bahwa pihak Kemnaker sudah meninjau balai latihan kerja yang terdampak di tiga provinsi tersebut. Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor sudah melakukan kunjungan ke Sumatera Utara dan penggalangan dana internal juga telah dilakukan untuk mendukung proses recovery.

“Fase sekarang memang pemulihan. Pak Wamen sudah hadir ke Medan, kami juga menggalang dana internal karena memiliki balai di Aceh, Medan, dan Padang. Kondisi di Medan cukup memprihatinkan dan ini menjadi perhatian kami. Beberapa pegawai juga kehilangan tempat tinggal akibat banjir, sehingga kami juga bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan untuk bantuan eksternal,” jelasnya.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan hingga Senin (8/12) sore korban meninggal akibat banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai 961 orang, dengan 293 orang masih hilang. Sekitar 5.000 warga mengalami luka-luka akibat material lumpur, kayu, dan runtuhan bangunan.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka