Jangan sampai nanti gara-gara itu, banyak lagi balpres masuk dengan alasan kan bagus buat bencana
Jakarta (KABARIN) - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan bahwa produk garmen ilegal atau balpres sitaan tidak akan dikirim untuk membantu korban bencana di Sumatera. Saat ditemui di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat.
Ia menegaskan bahwa pengelolaan barang ilegal tetap mengikuti aturan yang berlaku.
“Jangan sampai nanti gara-gara itu, banyak lagi balpres masuk dengan alasan kan bagus buat bencana,” kata Purbaya.
Purbaya menjelaskan bahwa jika pemerintah ingin menyalurkan bantuan, ia lebih memilih menyiapkan anggaran baru agar korban menerima barang yang benar-benar layak pakai.
Ia menambahkan bahwa bantuan tersebut akan diambil dari produk usaha mikro kecil dan menengah dalam negeri agar sekaligus mendukung pelaku UMKM.
“Lebih baik kita beli barang-barang dalam negeri produk UMKM, dikirim ke bencana yang baru. Saya lebih baik mengeluarkan uang ke situ kalau terpaksa, dibanding pakai barang-barang balpres itu,” ucapnya.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan sempat membuka kemungkinan memanfaatkan sitaan garmen ilegal untuk korban bencana. Hal itu mencuat setelah penindakan terhadap kontainer dan truk yang membawa balpres tanpa izin.
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa DJBC Nirwala Dwi Heryanto mengatakan bahwa barang sitaan otomatis menjadi milik negara dan tidak selalu harus dimusnahkan. Ia menjelaskan bahwa berbagai opsi bisa dipertimbangkan.
“Dihancurkan itu sebetulnya salah satu. Kalau barang melanggar, tentunya akan menjadi barang milik negara. Itu bisa dimusnahkan atau untuk tujuan lain,” ungkapnya.
Secara umum, penanganan barang ilegal meliputi pemusnahan, hibah, atau lelang. Mengingat proses pemulihan bencana di Sumatera masih berjalan, Bea Cukai menilai hibah bisa saja diambil sebagai alternatif.
“Siapa tahu saudara-saudara kita bisa memanfaatkan dan menggunakan. Sementara yang di Aceh membutuhkan,” tambahnya.