Seoul (KABARIN) - Proporsi anak muda di Korea Selatan terus menyusut dalam beberapa dekade terakhir. Di tengah populasi yang makin menua dan angka kelahiran yang sangat rendah, keberadaan generasi muda kini hanya mencakup seperlima dari total penduduk Negeri Ginseng.
Berdasarkan data Kementerian Data dan Statistik Korea Selatan yang dirilis pada Selasa (16/12), jumlah penduduk berusia 19–34 tahun pada 2024 tercatat sebanyak 10.404.000 orang atau setara 20,1 persen dari total populasi.
Angka tersebut menunjukkan tren penurunan yang konsisten. Pada tahun 2000, porsi anak muda masih mencapai 28,0 persen dari populasi. Jumlah itu turun menjadi 22,9 persen pada 2010, lalu kembali menyusut menjadi 21,1 persen pada 2020, hingga akhirnya menyentuh 20,1 persen pada 2024.
Tak hanya jumlahnya yang berkurang, pola hidup anak muda Korsel juga mengalami perubahan besar. Persentase pria lajang berusia 30–34 tahun melonjak tajam dari 28,1 persen pada 2000 menjadi 74,7 persen pada 2024. Tren serupa juga terjadi pada perempuan, di mana persentase lajang di kelompok usia yang sama naik dari 10,7 persen menjadi 58,0 persen.
Di kelompok usia yang lebih muda, lonjakannya bahkan lebih ekstrem. Proporsi pria lajang berusia 25–29 tahun meningkat dari 71,0 persen menjadi 95,0 persen dalam periode tersebut. Sementara itu, persentase perempuan lajang di usia yang sama melonjak dari 40,1 persen menjadi 89,2 persen.
Data tersebut juga menyoroti kondisi mental dan sosial anak muda di Korea Selatan. Tingkat pengalaman kelelahan atau burnout, yang ditandai rasa lelah secara mental dan fisik, tercatat menurun menjadi 32,2 persen pada 2024 dari 33,9 persen pada 2022.
Namun, di sisi lain, tingkat bunuh diri di kalangan anak muda justru menunjukkan tren mengkhawatirkan. Pada 2024, angkanya mencapai 24,4 per 100.000 penduduk, naik untuk tahun kedua berturut-turut dari 22,0 pada 2022.
Dari sisi ketenagakerjaan, kelompok usia 15–29 tahun pada 2024 mencatat tingkat pekerjaan sebesar 43,7 persen untuk pria dan 48,4 persen untuk perempuan. Sementara itu, tingkat perekrutan di kelompok usia 30–34 tahun lebih tinggi, yakni 86,6 persen bagi pria dan 73,5 persen bagi perempuan.
Sementara itu, tingkat pengangguran yang diperluas di kalangan usia 15–29 tahun terus menunjukkan tren penurunan. Setelah sempat mencapai puncak 25,1 persen pada 2020, angkanya turun menjadi 23,1 persen pada 2021, 19,0 persen pada 2022, 16,6 persen pada 2023, dan kembali turun menjadi 15,6 persen pada 2024.
Tingkat pengangguran yang diperluas sendiri merujuk pada kelompok yang bekerja kurang dari 36 jam per pekan dan ingin menambah jam kerja, mereka yang tidak tersedia saat survei pekerjaan, serta mereka yang tidak aktif mencari kerja tetapi sebenarnya siap untuk bekerja.