Labuan Bajo (KABARIN) - Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih terpantau tinggi. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan gunung ini tetap berada di Level IV atau status Awas.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan dalam laporan khusus yang dirilis Minggu (21/9/2025), masyarakat dan wisatawan dilarang keras beraktivitas dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi, serta tujuh kilometer di sektor barat laut hingga timur laut.
Berdasarkan catatan pengamatan 20–21 September 2025, aktivitas kegempaan Lewotobi Laki-laki cukup padat: 25 kali gempa letusan, enam kali gempa guguran, 33 kali gempa hembusan, hingga gempa tremor yang terus-menerus. Letusan juga terjadi dengan ketinggian abu mencapai 1.000–3.000 meter dari puncak.
“Terjadi letusan dengan tinggi 1000–3000 meter dari puncak, kolom abu letusan berwarna kelabu terjadi guguran, namun secara visual jarak dan arah luncurannya tidak teramati,” ujar Wafid.
Selain itu, hasil Real-time Seismic Amplitude Measurement (RSAM) dalam sepekan terakhir menunjukkan aktivitas fluktuatif tapi cenderung tinggi. Artinya, suplai magma ke dalam tubuh gunung masih terus berlangsung. Data tiltmeter bahkan memperlihatkan adanya penggembungan tubuh gunung, sementara data GNSS mengindikasikan migrasi magma menuju kedalaman yang lebih dangkal.
Dengan kondisi itu, potensi erupsi susulan masih terbuka. “Pola ini mengindikasikan migrasi magma ke kedalaman lebih dangkal, sehingga potensi erupsi masih mungkin terjadi,” tambah Wafid.
Cuaca di sekitar gunung umumnya cerah hingga berawan dengan angin lemah ke arah barat, barat daya, dan barat laut. Asap kawah utama terpantau berwarna putih pekat setinggi 50–700 meter dari puncak.
Masyarakat diimbau tetap tenang, mengikuti arahan pemerintah daerah, serta tidak mudah percaya pada informasi yang sumbernya tidak jelas. Selain itu, warga juga diminta mewaspadai potensi banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di Lewotobi, terutama di wilayah Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
Bagi warga yang terdampak hujan abu, pemerintah menyarankan penggunaan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi sistem pernapasan.