Jakarta (KABARIN) - Kementerian Agama kini tengah fokus mengenalkan dan memperkuat ilmu falak ke generasi muda karena minat terhadap hisab rukyat mulai menurun padahal ilmu ini punya peran penting dalam menentukan waktu ibadah umat Islam
“Terus terang kita agak sedikit prihatin dengan perkembangan ilmu hisab rukyat yang sekarang ini sudah mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Kalau ditanya generasi muda, ‘tahu ilmu falak?’ Umumnya menjawab tidak tahu,” ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag Arsad Hidayat saat Bimbingan Teknis Hisab Rukyat di Wajo, Sulawesi Selatan, Senin
Menurut Arsad, Kemenag perlu menyesuaikan program agar lebih cocok dengan karakter generasi masa depan mulai dari Gen Z, Alpha, hingga Beta, sejalan dengan tema Rakernas Kemenag yang menekankan kesiapan umat menyongsong Indonesia Emas 2045
“Ke depan, program kegiatan Kementerian Agama harus mulai berorientasi kepada Gen Z, Gen Alpha, bahkan Gen Beta, karena merekalah calon pemimpin 2045,” kata Arsad
Arsad menilai revitalisasi ilmu falak mendesak dilakukan dengan pendekatan yang lebih menarik dan adaptif supaya anak muda tertarik. Saat ini, Kemenag sedang merancang ulang kegiatan hisab rukyat agar menjadi pintu masuk bagi minat mereka
“Kita formulasi lagi supaya ini menarik anak-anak muda. Jangan sampai ilmu falak hilang,” ujarnya
Ia juga menyoroti minimnya pengajaran ilmu falak di banyak pondok pesantren. Meski ada beberapa yang mengajarkan falak khusus, mayoritas belum memasukkannya dalam kurikulum utama sehingga regenerasi ahli falak berisiko terganggu
Pelaksanaan Bimtek Hisab Rukyat pun dilihat sebagai momentum strategis untuk menumbuhkan kesadaran dan minat, sekaligus jadi pemantik bagi mereka yang ingin mendalami ilmu ini
“Kalau ingin ahli, mau tidak mau harus belajar sendiri karena ini baru pancingan,” kata Arsad
Langkah ini diharapkan bisa memperluas basis peminat ilmu falak di kalangan generasi muda dan memastikan keberlanjutan keilmuan hisab rukyat sebagai fondasi penting layanan keagamaan. Dengan pendekatan relevan dan inklusif, Kemenag menargetkan lahirnya generasi baru ahli falak yang siap menghadapi tantangan zaman