Halodoc hadirkan AIDA untuk dukung peningkatan layanan kesehatan

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Platform telemedisin Halodoc menghadirkan AI Doctor Assistant (AIDA) untuk mendukung tenaga kesehatan profesional meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien.

Dalam keterangan persnya pada Jumat, Halodoc menyatakan bahwa teknologi berbasis kecerdasan buatan AIDA dirancang sebagai pendamping para dokter dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Dukungan teknologi ini memberikan akses praktis ke pengetahuan medis yang teruji secara ilmiah, mempercepat alur kerja klinis, serta memungkinkan dokter fokus pada pelayanan berkualitas yang berkelanjutan dan interaksi langsung dengan pasien.

Direktur Pelaksana Halodoc Ardhitya Rinaldo menyatakan bahwa AIDA tidak akan menggantikan peran dokter, tetapi memberdayakan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

"Fokus kami adalah memastikan teknologi hadir sebagai pendamping terpercaya, dengan jaminan keamanan data, privasi pasien, dan integritas klinis yang selama ini menjadi pondasi Halodoc," kata Adhitya​​​​​​​.​​​​​​​

AIDA dibangun dengan filosofi doctor first dan penggunaannya diawasi oleh Board of Medical Excellence Halodoc, tim dokter yang mengawasi, memonitor, dan mengevaluasi seluruh layanan kesehatan Halodoc.

Menurut hasil evaluasi, lebih dari 80 persen mitra dokter telah merasakan manfaat dukungan AIDA dalam menyelesaikan pekerjaan repetitif atau administratif sehingga mereka bisa lebih fokus pada pengambilan keputusan klinis berdasarkan data yang lebih akurat.

Pada penerapan awal, tingkat ketepatan AIDA sampai 93 persen.

Ketua umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Dr. dr. Slamet Budiarto, SH., MH.Kes mendukung penggunaan teknologi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.

"IDI mendukung setiap kemajuan teknologi yang berkaitan dengan kedokteran, baik dalam pelayanan tatap muka maupun online," katanya.

Namun, dia mengingatkan bahwa ada koridor-koridor yang harus dijaga dalam praktik kedokteran.

"Ke depan, perkembangan AI akan semakin cepat, namun dalam kedokteran tetap ada koridor-koridor yang harus dijaga. Untuk itu, IDI telah merumuskan kode etik dalam menjembatani pemanfaatan teknologi di dunia medis," kata Slamet.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka