Jakarta (KABARIN) - Buat kamu yang sering melewatkan sarapan, ikut tren puasa intermiten, atau terlalu sibuk sampai melewatkan jam makan siang, hati-hati! Ternyata kebiasaan ini nggak sepele, lho. Banyak bagian tubuh dan kesehatan mental bisa terdampak.
Ahli diet Christy Harrison bilang, “Tidak ada manfaat nyata dari melewatkan makan, justru ada bahaya yang nyata.” Yuk, kita lihat apa saja risiko yang bisa muncul:
1. Kecemasan meningkat
Kalau terlalu lama nggak makan, tubuh bakal memproduksi kortisol, hormon stres yang biasanya dilepas untuk mengatur gula darah. Akibatnya, tubuh jadi gampang tegang dan cemas.
2. Energi drop
Melewatkan makan bikin kalori yang masuk kurang, tubuh lemas, dan otak nggak dapat bahan bakar yang cukup. Jadi mood dan fokus bisa ikut turun.
3. Sinyal lapar dan kenyang jadi kacau
Hormon leptin dan ghrelin yang mengatur lapar dan kenyang jadi terganggu. Kalau ini terus dibiarkan, kamu bisa kehilangan kontrol soal kapan harus makan.
4. Dorongan makan berlebihan
Melewatkan makan kadang bikin kamu jadi overthinking soal makanan atau malah makan terlalu banyak saat akhirnya makan. Efeknya bisa bikin risiko obesitas dan sindrom metabolik meningkat.
5. Kekurangan nutrisi
Setiap kali melewatkan makan, kamu juga kehilangan kesempatan masukin nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.
6. Pencernaan terganggu
Melewatkan makan bisa bikin mual, diare, atau sembelit. Kalau ini terus terjadi, pencernaan bisa jadi nggak nyaman terus-menerus.
7. Risiko gangguan makan meningkat
Kebiasaan berpuasa atau melewatkan makan bisa meningkatkan risiko gangguan makan.
8. Kenikmatan makan berkurang
Kalau makan cuma jadi rutinitas atau “tugas”, kamu bisa kehilangan kesenangan saat makan. Sebaiknya makan dengan sadar, nikmati makanan, dan dengarkan tubuh sebagai pemandu.
Intinya, jangan anggap remeh waktu makan. Tubuh dan otak butuh energi, nutrisi, dan waktu untuk istirahat. Jadi, atur jam makanmu dengan baik, biar tetap sehat dan happy!