Ramallah (KABARIN) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas kembali angkat suara soal perang yang tak kunjung usai di Gaza. Dalam konferensi internasional di New York, Minggu (21/9), Abbas menegaskan bahwa solusi damai hanya bisa terjadi kalau ada gencatan senjata permanen—bukan sekadar jeda sementara.
Lewat sambungan video, Abbas menyebut apa yang dilakukan Israel sebagai “kejahatan”, sekaligus mengecam serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober lalu. Tapi baginya, hanya Negara Palestina yang sah untuk mengontrol penuh Gaza setelah perang selesai.
“Gaza dan Tepi Barat harus segera dipulihkan. Israel harus menarik pasukan militernya, dan semua sandera maupun tawanan harus dibebaskan,” kata Abbas. Ia juga menuntut bantuan kemanusiaan bisa masuk dengan aman lewat jalur PBB dan UNRWA.
Abbas menegaskan Hamas tidak akan punya tempat dalam pemerintahan. Ia bahkan menyerukan kelompok itu dan faksi bersenjata lain untuk menyerahkan senjata mereka ke Otoritas Palestina.
Untuk masa depan politik, Abbas berjanji bakal menggelar pemilu presiden dan parlemen dalam waktu satu tahun setelah perang berakhir. Dalam waktu tiga bulan, ia juga akan menyusun konstitusi sementara sebagai pijakan transisi menuju negara Palestina yang diakui penuh.
Di forum itu, Abbas mengucapkan terima kasih pada negara-negara yang sudah mengakui Palestina. Ia juga minta negara lain yang masih ragu untuk segera mengikuti langkah itu, termasuk mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB.
“Kami ingin Israel kembali ke meja perundingan. Cukup sudah pertumpahan darah ini. Yang kami butuhkan adalah perdamaian yang adil dan komprehensif,” tegas Abbas.
Menariknya, pekan lalu Abbas sempat terhalang hadir langsung di Majelis Umum PBB karena AS menolak memberi visa. Akhirnya ia hanya bisa berbicara via video, tapi tetap mengirim pesan keras menuntut gencatan senjata permanen, rekonstruksi Gaza, dan kedaulatan penuh sebagai satu-satunya jalan keluar.
Baca juga: Massa aksi turun ke jalan depan PBB, serukan solidaritas untuk rakyat Palestina
Baca juga: Daftar negara yang umumkan pengakuan Palestina di sidang PBB