Mendag: Kemitraan RI-Uni Eropa buka peluang pasar lebih luas dan investasi baru

waktu baca 2 menit

Adanya perjanjian ini juga mendorong peningkatan standar produksi di Indonesia, yang juga akan mendorong daya saing, serta peluang ekspansif produk Indonesia ke pasar lainnya di dunia.

Jakarta (KABARIN) - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan kalau penyelesaian substantif Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/I-EU CEPA) jadi langkah penting buat memperkuat hubungan kedua pihak.

"Momentum ini merupakan babak baru I-EU CEPA mencerminkan komitmen kedua pihak untuk menciptakan kemitraan yang seimbang, adil, dan saling menguntungkan untuk jangka panjang," kata Budi di Jakarta, Kamis.

Budi menambahkan, kerja sama ini bukan cuma soal perdagangan, tapi juga membangun hubungan yang solid dan progresif supaya Indonesia bisa lebih siap menghadapi dinamika global. Lewat CEPA, Indonesia dapat kepastian bisnis berbasis aturan yang bikin pelaku usaha makin percaya diri.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, menjelaskan kalau perjanjian ini bisa membuka peluang besar untuk diversifikasi perdagangan. Artinya, Indonesia nggak perlu bergantung pada satu mitra dagang saja.

"Adanya perjanjian ini juga mendorong peningkatan standar produksi di Indonesia, yang juga akan mendorong daya saing, serta peluang ekspansif produk Indonesia ke pasar lainnya di dunia," kata Djatmiko.

Setelah tahap substantif selesai, kedua pihak bakal lanjut ke proses telaah hukum (legal scrubbing) dan persiapan domestik masing-masing. Targetnya, CEPA ditandatangani pada 2026 dan bisa resmi jalan mulai Januari 2027.

Lewat CEPA, Indonesia-Uni Eropa sepakat menghapus sampai 98 persen tarif, mengurangi hambatan perdagangan barang dan jasa, serta membuka akses luas buat investasi. Dampaknya bakal langsung dirasakan di sektor penting, seperti sawit, tekstil, dan alas kaki untuk Indonesia, sementara Eropa diuntungkan di sektor makanan, pertanian, otomotif, sampai industri kimia.

Bukan cuma barang, sektor jasa juga ikut terbuka lebar. Penyedia jasa Indonesia, termasuk anak muda dengan skill di bidang hukum, arsitektur, IT, kesehatan, hingga teknik, bisa punya peluang besar buat masuk ke pasar Uni Eropa.

Lebih jauh lagi, CEPA juga diharapkan bikin iklim investasi makin kondusif. Fokusnya ke sektor ramah lingkungan dan teknologi, mulai dari energi terbarukan, kendaraan listrik, hingga riset farmasi dan elektronik.

Perdagangan Indonesia-Uni Eropa sendiri terus naik. Januari–Juli 2025, total perdagangan tercatat 18 miliar dolar AS, tumbuh 4,34 persen dibanding tahun sebelumnya. Sepanjang 2024, total perdagangan tembus 30,40 miliar dolar AS dengan surplus buat Indonesia sebesar 4,4 miliar dolar AS.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka