Malang (KABARIN) - Kalau kamu main ke kawasan Kota Tua Jakarta, ada satu bangunan megah yang langsung menarik perhatian: Museum Bank Indonesia. Gedung ini bukan cuma cantik buat foto-foto, tapi juga menyimpan cerita panjang lahirnya Bank Indonesia, dari era kolonial Belanda sampai akhirnya jadi bank sentral yang kita kenal sekarang.
Bangunan museum ini berdiri sejak 1828, dulunya bernama De Javasche Bank (bank sentral milik Hindia Belanda). Arsitekturnya dirancang oleh Eduard Cuypers dengan gaya neoklasik khas Eropa yang masih terawat sampai hari ini. Detail fasadnya bikin siapa pun betah mandangin, dan suasananya benar-benar membawa kita flashback ke masa lalu.
Di dalamnya, pengunjung bisa menjelajahi lorong waktu sejarah perbankan Indonesia. Mulai dari film dokumenter singkat 12 menit, koleksi uang kuno dari era kerajaan abad ke-14, masa kolonial, sampai sistem pembayaran modern. Ada juga patung lilin yang menggambarkan suasana bank zaman dulu, dari cara nasabah antre hingga proses transaksi dengan petugas. Serius, vibes-nya bikin kayak lagi balik ke masa Hindia Belanda.
Museum BI nggak hanya soal koleksi mata uang atau sejarah gedung. Di sini, kamu juga bisa belajar banyak soal kebanksentralan, kebijakan moneter, sampai sistem pembayaran di Indonesia. Bahkan ada ruangan khusus yang isinya tiruan emas batangan seberat 13 kilogram, yang bisa kamu pegang langsung, sensasinya mirip banget sama emas asli! Selain itu, ada juga auditorium dan pusat informasi yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan edukasi.
Bangunan yang dulunya jadi saksi lahirnya Bank Indonesia pada 1963 ini akhirnya beralih fungsi jadi museum pada 2006, dan diresmikan pada 21 Juli 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sejak saat itu, Museum Bank Indonesia jadi destinasi favorit wisata edukasi, bukan cuma untuk pelajar dan mahasiswa, tapi juga wisatawan lokal dan mancanegara. Dari sejarah panjangnya, museum ini bukan sekadar tempat pamer benda kuno, tapi juga jendela buat memahami perjalanan ekonomi Indonesia dari masa ke masa.
Daftar Gubernur Bank Indonesia dari masa ke masa
1. Sjafruddin Prawiranegara (1953–1958)
2. Loekman Hakim (1958–1959)
3. Soetikno Slamet (1959–1960)
4. Soemarno (1960–1963)
5. T. Jusuf Muda Dalam (1963–1966)
6. Radius Prawiro (1966–1968) dan (1968–1973)
7. Rachmat Saleh (1973–1978) dan (1978–1983)
8. Arifin Siregar (1983–1988)
9. Adrianus Mooy (1988–1993)
10. Sudrajad Djiwandono (1993–1998)
11. Syahril Sabirin (1998–2003)
12. Burhanuddin Abdullah (2003–2008)
13. Boediono (2008–2009)
14. Miranda Goeltom (Mei 2009 – Juli 2009 / Plt Gubernur BI)
15. Darmin Nasution (Juli 2009 – September 2010 / Plt) dan (2010–2013)
16. Agus D. W. Martowardojo (2013–2018)
17. Perry Warjiyo (2018–sekarang)