Istanbul (KABARIN) - Irak menyatakan dukungan terhadap rencana Presiden AS Donald Trump yang bertujuan mengakhiri konflik Israel di Gaza, membangun kembali wilayah tersebut, dan mencegah pengungsian paksa warga Palestina. Pernyataan ini muncul lewat akun resmi Kementerian Luar Negeri Irak di platform media sosial X, Rabu.
Pemerintah Irak memuji sejumlah poin dalam rencana itu, termasuk penghentian perang, pembangunan kembali Jalur Gaza, pencegahan pemindahan paksa warga, serta penolakan terhadap aneksasi Tepi Barat. Mereka berharap inisiatif ini bisa meringankan penderitaan warga Gaza dan memastikan distribusi bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
Sementara itu, Qatar menyampaikan bahwa Hamas telah menerima rencana Trump melalui mediator pada Senin malam dan berkomitmen meninjaunya secara bertanggung jawab. Beberapa negara seperti Türkiye, Yordania, Uni Emirat Arab, Indonesia, Pakistan, Arab Saudi, Qatar, dan Mesir juga menyatakan keyakinan mereka pada kemampuan Trump untuk membuka jalan perdamaian.
Trump sendiri mengumumkan rencana 20 poin tersebut dalam konferensi pers di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Rencana itu mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan puluhan tahanan Palestina, pelucutan senjata Hamas, penarikan pasukan Israel secara bertahap, dan pembentukan komite teknokratik serta apolitis untuk mengatur wilayah Gaza.
Rencana ini juga membuka kemungkinan bagi Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan merdeka, meski belum menjadi jaminan pasti. Sejak Oktober 2023, konflik Israel-Palestina telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dengan kondisi Gaza yang sangat kritis akibat kelaparan, penyakit, dan kerusakan infrastruktur.