Jakarta (KABARIN) - Psikolog Klinis Kasandra Putranto dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK) membagikan tips buat orang tua atau pengasuh supaya interaksi dengan remaja lebih hangat dan mereka tidak kecanduan gadget.
Menurut Kasandra, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menjadi contoh yang baik dalam penggunaan gawai. “Orang tua perlu pertama tentu harus menjadi contoh yang baik untuk mengurangi penggunaan gadget agar remaja mampu mendapatkan pengalaman langsung bahwa keluarga bisa menikmati waktu bersama tanpa layar. Untuk itu orang tua perlu menciptakan lingkungan yang mendukung,” ujarnya.
Lingkungan yang mendukung artinya orang tua tidak memaksa anak untuk bercerita. Remaja diberi ruang untuk berbagi ketika mereka siap, tanpa tekanan. Hal ini sejalan dengan panduan UNICEF yang menekankan pentingnya empati dalam komunikasi dengan remaja. Kasandra menambahkan, ketika anak mulai bercerita, orang tua sebaiknya mendengarkan sepenuhnya, menaruh perhatian pada minat maupun masalah mereka, sehingga anak merasa dunia mereka dihargai.
Memberikan contoh melalui cerita masa muda juga bisa membuat suasana percakapan lebih santai dan nyaman. Kasandra menyarankan orang tua menggunakan bahasa tubuh positif seperti kontak mata dan anggukan kepala, serta menjauhkan gadget selama komunikasi berlangsung. Cara ini membuat remaja lebih nyaman berbicara dan merasa setiap kata mereka penting.
Pertanyaan yang diajukan orang tua sebaiknya bersifat terbuka, misalnya tentang perasaan yang dialami anak, sehingga mereka bisa mengekspresikan diri dengan bebas. Respons yang diberikan juga harus berupa apresiasi, afirmasi, dan validasi emosi agar anak merasa komunikasi itu menyenangkan, bebas tekanan, dan tidak membuat mereka merasa sendiri.
Kegiatan bersama keluarga juga bisa memperkuat kedekatan. Contohnya makan bersama di meja makan, ngobrol santai di ruang keluarga tanpa gadget, atau piknik di luar rumah. Jika anak sudah terbiasa dengan gadget, orang tua bisa membuat aturan khusus, misalnya tidak menggunakan gadget saat tidur atau makan, agar fokus pada kegiatan yang sedang dilakukan.
Kasandra menekankan aturan saja tidak cukup tanpa contoh nyata dari orang tua. “Aturan khusus memang diperlukan, tetapi sebaiknya disertai dengan contoh nyata dari orang tua, komunikasi yang hangat, serta penguatan positif ketika anak mampu melakukan kegiatan tanpa gadget,” tutupnya. Hal ini sejalan dengan data Mendukbangga Wihaji yang menyebut 34 persen remaja merasa kesepian karena terlalu sering menatap layar gadget, sehingga interaksi keluarga sangat penting.