Jakarta (KABARIN) - Banyak orang nggak sadar kalau bantal juga punya masa kedaluwarsa. Padahal, bantal yang sudah terlalu lama dipakai bisa membawa berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pernapasan sampai iritasi kulit.
Ahli bedah ortopedi sekaligus pendiri NutriByte Wellness, Dr. Manan Vora, menjelaskan bahwa wajar kalau bantal punya umur pakai. Soalnya, bantal bersentuhan langsung dengan wajah dan mulut selama delapan sampai sepuluh jam setiap malam. Selama waktu itu, bantal bisa menyerap sel kulit mati, air liur, minyak tubuh, dan keringat yang membuatnya jadi sarang kuman dan tungau debu.
“Banyak bantal terbuat dari bahan sintetis seperti busa poliuretan dan seiring waktu, bahan-bahan tersebut dapat terurai dan melepaskan senyawa organik,” jelasnya.
Kalau bantal jarang dibersihkan atau diganti, dampaknya bisa cukup serius. Masalah yang muncul bisa berupa jerawat, alergi, iritasi kulit, bahkan infeksi paru-paru yang berbahaya. “Jika seseorang terpapar bantal kotor dalam jangka waktu yang lama, mereka dapat terkena infeksi paru-paru yang fatal,” katanya.
Dr. Vora juga menjelaskan bahwa daya tahan bantal tergantung pada bahan pembuatnya. Bantal poliester biasanya bertahan antara enam bulan sampai dua tahun. Bantal bulu bisa awet sekitar satu hingga tiga tahun. Sementara bantal busa memori bertahan dua hingga tiga tahun, bantal lateks tiga hingga empat tahun, dan bantal buckwheat jadi yang paling tahan lama, yaitu tiga hingga lima tahun.
Ia menambahkan, bantal adalah benda yang paling sering bersentuhan dengan tubuh kita dibandingkan dengan gawai atau barang lain. Karena itu, penting untuk tahu kapan harus mengganti bantal demi menjaga kualitas tidur dan kebersihan.
Seiring waktu, bantal pasti akan kehilangan bentuk, menumpuk kotoran, dan nggak lagi nyaman digunakan. Jadi, kalau bantalmu mulai terasa lembek atau berbau aneh, mungkin sudah saatnya diganti agar tidur tetap sehat dan nyenyak.