Jalan menuju Roma ala timnas bola voli putri U-21 Italia

waktu baca 5 menit

Surabaya (KABARIN) - Istilah kuno "jalan menuju Roma" atau all roads lead to Rome merupakan frasa yang mempunyai arti bahwa banyak cara berbeda untuk mencapai hasil yang sama.

Ungkapan ini begitu simbolik dan kental akan sejarah kota Roma pada masa kekaisaran Romawi pada tahun 300 SM.

Dalam masa puncak, Kekaisaran Romawi membangun jalan-jalan yang menghubungkan ibu kota Roma dengan seluruh wilayah kekaisarannya seperti menuju Skotlandia (utara), Portugal (barat), Mesir (selatan), dan Suriah (timur).

Atas dasar sejarah yang panjang tersebut, seorang teolog asal Prancis Alain de Lille yang memasukkan frasa mille viae ducunt homines per saecula Romam atau seribu jalan selamanya membawa manusia ke Roma yang ditulis dalam Kitab Perumpamaan atau Liber Parabolarum tahun 1175.

Frasa tersebut kini menjadi satu kalimat motivasi yang tak pernah absen diucapkan oleh orang-orang agar tak gampang putus asai untuk bisa mencapai tujuan.

Mungkin saja pelatih tim nasional bola voli putri U-21 Italia Gaetano Gagliardi tak membaca Kitab Perumpamaan karya Alain de Lille, tapi di ruang ganti mungkin saja ia terus meneriakkan "banyak jalan menuju Roma".

Tim nasional U-21 Italia menatap gelaran Kejuaraan Bola Voli Dunia U-21 Putri 2025 dengan luka sayatan yang masih menganga.

Meski dihuni oleh wajah-wajah baru seperti Merit Adigwe, nyatanya faktor kekalahan di babak final Kejuaraan Bola Voli Dunia U-21 Putri 2023 atas China masih menjadi luka batin yang sangat mendalam bagi Azzurri atau Si Biru.

Setahun berselang, Italia mencoba untuk memperbaiki luka batin tersebut dengan menatap gelaran Womens Volleyball European Championship U-20 2024.

Kejuaraan Bola Voli Eropa yang berlangsung di Bulgaria dan Irlandia tersebut diharapkan bisa menjadi penyembuh untuk Italia.Terlebih setelah senior mereka, timnas U-22 Italia memastikan diri menjadi yang terbaik di Eropa pada kejuaraan yang sama.

Namun jalan sukses tersebut nyatanya pupus dalam semalam, selepas Azzurri dihajar oleh Turki lewat drama lima set. Satu hal yang dapat dipetik oleh tim asuhan Gaetano Gagliardi tersebut yakni sebuah kesabaran.

Ujian di Surabaya

Italia menghadapi ujian sesungguhnya kala menapaki Kejuaraan Bola Voli Dunia U-21 Putri 2025 yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur mulai 7 hingga 17 Agustus.

Azzurri berada di pul C bersaing dengan jawara Eropa, Turki lalu Polandia, Republik Ceko, Mesir, dan Aljazair.

Berada di pul yang mempunyai peta kekuatan yang hampir merata, membuat Italia harus berdarah-darah untuk melaju ke babak selanjutnya.

Selepas memetik kemenangan meyakinkan tiga set langsung atas Republik Ceko dan Aljazair, Italia hampir saja kalah atas Polandia namun akhirnya menang lewat drama lima set.

Lalu di pertandingan keempat, Italia menghajar Mesir tiga set langsung. Sementara pada final ulangan Kejuaraan Eropa, Italia kembali dipecundangani oleh Turki lewat drama lima set langsung.

Berstatus sebagai runner-up pul C, Italia kemudian dihadapkan dengan tuan rumah Indonesia pada babak 16 besar. Azzurri bisa memetik kemenangan 3-1 setelah sempat dikejutkan oleh tim Merah Putih pada set ketiga.

Di perempat final, Italia bersua juara bertahan China. Di sinilah titik balik dari Adigwe dan kawan-kawan kala bisa menghajar China tiga set langsung, yang sekaligus membangkitkan moril bahwa "Roma semakin dekat".

Meski memetik kemenangan meyakinkan atas China, Gagliardi mengungkapkan bahwa tak ingin terburu-buru membicarakan gelar juara karena masih ada Brasil di babak semifinal.

Brasil, yang berstatus sebagai tim tersukses di turnamen ini, juga bukan menjadi halangan berarti untuk Italia. Azzurri menghajar habis Brasil tiga set langsung untuk sekaligus mencapai final kedua secara berturut-turut.

Di babak final, segalanya tidak dapat diprediksi. Menghadapi Jepang, Italia terus tampil agresif untuk bisa membongkar pertahanan yang solid dari Ami Uchizawa dan kawan-kawan.

Namun Italia yang telah menuai serangkaian kekalahan di babak final mampu bermain sabar dan bisa mengambil keuntungan. Italia menang dramatis atas Jepang melalui pertandingan lima set.

Sabar sebagai kunci

Gagliardi mengatakan bahwa kunci sukses timnya pada laga final ini hanya satu, bermain sabar dan menunggu kelengahan Jepang.

"Saya pikir perbedaan tim ini dengan dua tahun lalu yakni tim ini ketika dalam situasi yang sulit tetap mampu konsentrasi dalam permainan dan bermain dengan kesabaran, lebih banyak kesabaran," kata Gagliardi.

"Dalam situasi melawan Jepang yang merupakan tim yang sangat baik, kesabaran adalah perbedaan yang mengubah situasi," katanya.

Gagliardi menyebut bahwa final ini merupakan sebuah reaksi yang sangat baik ditunjukkan oleh timnya pasca kekalahan di final Kejuaraan Eropa menghadapi Turki.

Lewat pengalaman pahit tersebut, Italia ala Gagliardi mempunyai satu buah kesabaran yang kokoh dan bisa mencapai jalan juara dunia.

"Tahun lalu kami kalah di final melawan Turki di Kejuaraan Eropa. Kami kalah kembali menghadapi mereka (di Kejuaraan ini). Final ini adalah reaksi yang sangat baik dari tim, saya pikir bahwa dengan juara menjadi satu kepuasan yang sangat, sangat baik dicapai oleh tim ini," ungkap mantan pelatih VolAlto Caserta tersebut.

Untuk mencapai jalan menuju Roma, Gagliardi memang telah membangun tim ini dengan cukup lama. Para pemain bertalenta seperti Merit Adigwe, Linda Manfredini, Teresa Maria Bosso, hingga Silene Martinelli dipoles untuk bisa menjadi pilar tim yang solid.

Gelar juara ini sekaligus membuat Italia mengulang sukses juara pada tahun 2021. Gagliardi juga berhasil membuat Italia kini mengoleksi total tiga trofi Kejuaraan Bola Voli Dunia U-21 Putri setelah pertama kali juara pada tahun 2011.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka