Ex vokalis Lostprophets dibunuh di penjara

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Kabar mengejutkan datang dari Inggris. Ian Watkins, mantan vokalis band rock asal Wales Lostprophets, dilaporkan meninggal dunia setelah diserang di dalam penjara Wakefield, West Yorkshire, pada Sabtu (11/10) pagi.

Menurut laporan The Guardian yang dikutip Minggu (12/10), Watkins mengalami luka serius akibat benda tajam dalam insiden tersebut. Meski sempat mendapat perawatan medis segera, nyawanya tidak tertolong dan ia meninggal di lokasi kejadian.

Polisi West Yorkshire menyatakan telah menangkap dua pria berusia 25 dan 43 tahun yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut. “Penyelidikan kasus pembunuhan ini masih berlangsung,” kata pihak kepolisian. Sementara itu, otoritas penjara menolak memberi komentar lebih lanjut karena kasus masih dalam proses penyelidikan.

Ini bukan pertama kalinya Watkins diserang di balik jeruji besi. Pada tahun 2023, ia sempat menjadi korban penyanderaan selama enam jam oleh tiga narapidana lain di penjara yang sama. Akibat kejadian itu, ia menderita luka serius sebelum akhirnya berhasil diselamatkan oleh petugas penjara.

Ian Watkins dikenal luas pada awal 2000-an sebagai vokalis utama Lostprophets, band rock asal Wales yang sempat populer lewat lagu-lagu seperti Last Train Home dan Rooftops (A Liberation Broadcast). Namun, karier musiknya berhenti total setelah ia ditangkap pada 21 September 2012 atas tuduhan percobaan kekerasan seksual terhadap bayi — kasus yang sempat mengguncang dunia musik internasional.

Watkins kemudian divonis 29 tahun penjara, ditambah enam tahun masa lisensi atau pengawasan setelah bebas. Ia ditangkap di rumahnya di Pontypridd, Wales, berdasarkan surat perintah resmi dari kepolisian.

Selama masa hukumannya, Watkins juga sempat kembali bermasalah. Pada tahun 2019, ia kedapatan menyembunyikan ponsel di dalam penjara, pelanggaran serius yang membuatnya kembali jadi sorotan publik.

Dalam wawancaranya beberapa tahun lalu, Watkins sempat mengaku bahwa kehidupannya di penjara sangat berat. “Saya dikurung bersama pembunuh, pembunuh massal, pedofil, pelaku pemerkosaan, pembunuh berantai — yang terburuk dari yang terburuk,” katanya kala itu.

Sumber: The Guardian

Bagikan

Mungkin Kamu Suka