Tokyo (KABARIN) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tetap optimis hubungan antara Washington dan Beijing akan baik-baik saja. Pernyataan itu muncul di tengah panasnya situasi perang dagang yang makin meningkat antara dua raksasa ekonomi dunia tersebut.
Saat berbicara kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One, Trump menegaskan dirinya punya hubungan yang sangat baik dengan Presiden China Xi Jinping. Padahal sebelumnya, ia sempat mengancam akan menambah tarif hingga 100 persen untuk produk impor dari China mulai bulan depan.
"Dia orang yang sangat tangguh. Dia orang yang sangat cerdas. Dia pemimpin hebat bagi negaranya," kata Trump dalam perjalanan menuju Israel dan Mesir.
Ancaman tarif itu muncul setelah China mengumumkan pembatasan ekspor mineral tanah jarang, yang menjadi bahan penting bagi industri teknologi tinggi dunia. Sebagai respons, China menyatakan siap mengambil langkah tegas untuk melindungi hak dan kepentingan negaranya.
Saat ditanya apakah kebijakan tarif baru itu akan tetap diberlakukan, Trump mengaku untuk saat ini iya, tapi masih bisa berubah. Ia bilang tanggal 1 November memang terasa dekat bagi banyak orang, tapi menurutnya masih cukup waktu bagi kedua negara untuk meredakan ketegangan.
Ketegangan ini bermula saat Trump menuduh China bertindak sangat bermusuhan dan menjadikan AS serta dunia sebagai sandera lewat kebijakan pembatasan ekspor secara mendadak. Ia bahkan menyebut AS bisa mulai menerapkan tarif lebih cepat dari rencana awal tergantung langkah China ke depan.
Trump juga menyinggung rencana pembatasan ekspor perangkat lunak penting mulai 1 November dan kemungkinan membatalkan pertemuan dengan Xi di Korea Selatan akhir bulan ini.
Menariknya, pernyataan Trump yang lebih lunak terhadap China muncul setelah indeks saham utama di AS turun tajam pada Jumat akibat kekhawatiran soal perang dagang. Melalui unggahan di media sosial, Trump meminta publik untuk tidak terlalu khawatir.
Menurutnya, Xi sedang menghadapi masa sulit dan tidak ingin negerinya terjebak dalam depresi ekonomi. “AS ingin membantu China, bukan menyakitinya,” tulis Trump.