Jakarta (KABARIN) - Penyakit stroke pada tubuh terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, baik karena adanya penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah.
Kondisi ini pun menyebabkan pasokan oksigen dan nutrisi ke otak terhenti, sehingga sel-sel otak di area tertentu bisa rusak atau mati. Akibatnya, fungsi tubuh yang dikendalikan oleh bagian otak tersebut juga ikut terganggu.
Secara medis, terdapat dua jenis stroke, yakni stroke iskemik yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah, dan stroke hemoragik yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak.
Kedua jenis stroke sama-sama berbahaya dan perlu segera mendapatkan penanganan medis untuk mencegah kerusakan otak yang lebih luas bahkan permanen.
Otak manusia terdiri atas tiga bagian utama, yakni otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum), dan batang otak (brainstem). Ketiganya memiliki fungsi berbeda, sehingga dampak stroke pun bergantung pada bagian otak yang terkena.
1. Otak besar (Serebrum)
Otak besar merupakan bagian terbesar dari otak dan terbagi menjadi dua sisi, yaitu otak kanan dan otak kiri. Masing-masing bagian otak besar memiliki fungsi berbeda dalam mengatur aktivitas tubuh.
Otak kanan berperan dalam mengatur gerakan tubuh bagian kiri, serta berhubungan dengan kemampuan emosional, intuisi, kreativitas, dan persepsi spasial.
Stroke di bagian otak kanan dapat menyebabkan kelumpuhan atau kelemahan pada sisi kiri tubuh, termasuk wajah, lengan, dan kaki.
Selain itu, penderita dapat mengalami gangguan persepsi ruang, kesulitan mengenali wajah sendiri, kehilangan sensasi pada sisi kiri, gangguan penglihatan ke arah kiri, serta kesulitan mengontrol emosi.
Sebaliknya, otak kiri mengatur gerakan tubuh bagian kanan dan berperan dalam kemampuan berbicara, menulis, logika, serta berhitung.
Stroke di bagian otak kiri dapat menyebabkan kelumpuhan atau kelemahan di sisi kanan tubuh, gangguan bicara (afasia), kesulitan menulis dan berhitung, gangguan logika dan penalaran, serta gangguan penglihatan ke arah kanan.
Secara umum, stroke pada otak besar hanya memengaruhi satu sisi tubuh, tergantung pada sisi otak yang terdampak. Hal ini dikarenakan sebagian besar saraf otak menyilang ke sisi tubuh yang berlawanan.
2. Otak kecil (Serebelum)
Otak kecil berfungsi mengatur koordinasi gerak, keseimbangan, dan kontrol postur tubuh.
Stroke yang mengenai otak kecil dapat menimbulkan gejala berupa pusing berat, gangguan keseimbangan, kesulitan berjalan, gangguan penglihatan, serta pembengkakan di area otak yang bisa berujung fatal.
Dalam kasus berat, stroke di bagian otak kecil dapat menyebabkan kehilangan fungsi motorik dan bahkan kematian.
3. Batang otak (Brainstem)
Batang otak berperan penting dalam mengatur fungsi vital tubuh, seperti kesadaran, pernapasan, dan tekanan darah.
Meskipun berukuran kecil, bagian ini mengendalikan banyak fungsi otomatis tubuh dan menjadi jalur utama antara otak dan sumsum tulang belakang.
Berbeda dari stroke pada otak besar, bila pasien mengalami stroke di batang otak bisa memengaruhi kedua sisi tubuh sekaligus.
Efeknya meliputi gangguan penglihatan dan pendengaran, kesulitan berbicara dan menelan, gangguan fungsi jantung dan paru, serta kelumpuhan pada wajah atau tubuh.
Dalam kondisi parah, stroke di batang otak dapat menyebabkan locked-in syndrome, yaitu keadaan di mana penderita sadar sepenuhnya namun hanya mampu menggerakkan mata tanpa bisa berbicara atau bergerak.