Jakarta (KABARIN) - Kesemutan memang kelihatannya sepele, apalagi kalau cuma muncul sebentar karena kaki ketindihan atau duduk bersila terlalu lama. Tapi kalau sensasi kayak ditusuk jarum halus ini sering kambuh tanpa alasan yang jelas, bisa jadi tubuh lagi kasih sinyal kalau ada masalah di saraf, pembuluh darah, atau metabolisme.
Makanya penting banget buat tahu kapan kesemutan masih normal dan kapan kamu harus mulai waspada.
Bagaimana dokter mendiagnosis kesemutan
Waktu kamu datang ke dokter dengan keluhan kesemutan, biasanya pemeriksaan bakal dimulai dari ngobrol soal riwayat kesehatan dan kebiasaan harian. Dokter bakal tanya kapan kesemutan muncul, berapa lama bertahan, dan seberapa sering terjadi. Kadang dokter juga bakal menggali apakah kamu punya kondisi seperti diabetes, cedera, atau sering melakukan aktivitas yang bikin saraf tertekan.
Setelah itu, dilakukan pemeriksaan fisik buat menilai fungsi saraf dan otot di bagian yang sering kesemutan. Kalau hasilnya belum cukup, dokter bisa menyarankan beberapa tes tambahan seperti:
- Tes darah buat lihat kadar gula, vitamin, elektrolit, dan hormon.
- Uji fungsi saraf seperti elektromiografi (EMG) atau tes kecepatan hantar saraf untuk melihat apakah ada gangguan pada saraf perifer.
- Pemeriksaan pencitraan lewat rontgen, CT scan, atau MRI untuk mendeteksi masalah di tulang, jaringan, atau saraf.
- Lumbal pungsi yaitu pengambilan cairan tulang belakang untuk mendeteksi infeksi atau gangguan pada sistem saraf pusat.
- Biopsi jaringan jika dokter butuh analisis lebih detail dari kulit atau saraf lewat pemeriksaan laboratorium.
Semua pemeriksaan ini penting karena penyebab kesemutan bisa beragam, mulai dari hal ringan seperti tekanan saraf sementara, sampai kondisi medis yang lebih serius. Dengan tahu sumber masalahnya, dokter bisa menentukan cara penanganan yang paling tepat.
Kapan kamu harus periksa ke dokter
Kalau kesemutan cuma terjadi sesekali dan cepat hilang, biasanya tidak perlu khawatir. Tapi kalau mulai sering muncul, terasa berat, atau disertai nyeri, segera periksa ke dokter. Apalagi kalau sampai bikin susah jalan, lemas di satu sisi tubuh, atau terasa di area kepala.
Untuk penderita diabetes, kesemutan yang sering terjadi bisa jadi tanda kerusakan saraf akibat gula darah yang tidak stabil. Karena itu, kontrol rutin ke dokter sangat disarankan supaya kondisi tidak makin parah.
Penanganan dini bisa bantu mencegah komplikasi dan bikin proses pemulihan lebih cepat. Selain itu, gaya hidup sehat juga punya peran besar dalam mencegah kesemutan datang lagi. Rajin olahraga, jaga postur tubuh saat duduk atau tidur, dan perhatikan asupan nutrisi agar sistem saraf tetap sehat.
Kalau gejalanya makin mengganggu atau muncul hal yang tidak biasa, jangan tunggu lama. Segera konsultasikan ke dokter supaya bisa dapat penanganan yang sesuai dengan kondisi kamu.