Perawatan kompor yang sering dilupakan padahal bisa cegah kerusakan

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Kompor jadi salah satu peralatan dapur yang paling sering digunakan setiap hari, mulai dari memasak sarapan, makan siang hingga makan malam.

Intensitas pemakaiannya yang tinggi, berisiko menyebabkan kerusakan lebih cepat. Sehingga penggunanya perlu melakukan perawatan secara rutin

Sayangnya menurut Head of Customer Care MODENA Rully Sujarko dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat, banyak pengguna baru melakukan perawatan hanya setelah kompor mengalami masalah, padahal pemeriksaan rutin bisa mencegah kerusakan sejak dini.

“Dengan perawatan yang benar, anda bisa memperpanjang umur kompor dan menghindari risiko seperti kebocoran gas atau api yang tidak stabil,” kata dia.

Ia mengatakan perawatan kompor di rumah bisa dimulai dengan memilih produk yang disesuaikan dengan kebutuhan. Umumnya, ada dua tipe kompor yang paling banyak digunakan di rumah tangga yaitu kompor gas dan kompor listrik.

Keduanya juga tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari kompor tanam (built-in) yang menyatu dengan meja dapur, kompor portable yang mudah dipindahkan, hingga kompor freestanding yang biasanya sudah terintegrasi dengan oven.

Kompor gas umumnya cocok untuk pengguna yang ingin kontrol panas lebih fleksibel, sedangkan kompor listrik ideal bagi mereka yang mengutamakan tampilan dapur modern dan kemudahan perawatan.

Selain pemilihan produk, instalasi juga jadi faktor penting. Kompor bisa mudah rusak kalau pemasangannya tidak sesuai standar. Selain itu, penggunaan regulator gas yang tidak cocok dengan spesifikasi kompor dapat menyebabkan kebocoran gas dan menurunkan efisiensi pembakaran.

Ia melanjutkan selama pemakaian kebersihan kompor juga harus dijaga. Bersihkan bagian luar kompor secara rutin agar tidak menumpuk minyak, noda makanan atau karat.

Segera lap permukaan setelah digunakan dengan kain lembap, lalu keringkan. Hindari meletakkan wajan atau panci yang masih basah di atas kompor karena bisa mempercepat timbulnya karat.

Khusus untuk kompor listrik, pastikan hanya menggunakan wajan khusus kompor listrik (induction-ready) dengan diameter sesuai spesifikasi. Penggunaan wajan yang tidak sesuai bisa membuat panas tidak merata dan memperpendek umur pemanas kompor.

“Dengan perawatan kompor secara berkala, performa tetap optimal dan risiko kerusakan bisa ditekan sejak dini, sehingga tidak perlu sering-sering service kompor,” katanya.

Apabila pengguna merasa performa kompor mulai menurun, ia menyebut ada beberapa hal yang bisa diperhatikan untuk identifikasi awal kerusakan kompor. Salah satu tanda paling umum adalah warna api kompor berubah menjadi merah. Api yang baik seharusnya berwarna biru, karena itu menandakan pembakaran sempurna.

Api berwarna merah bisa menandakan adanya sumbatan di lubang gas atau tekanan gas yang tidak sesuai. Jika dibiarkan, hal ini bisa bikin proses masak lebih lama dan cepat membuat peralatan dapur gosong.

Masalah lain yang sering muncul adalah kompor tidak menyala sama sekali. Kondisi ini bisa disebabkan oleh pemantik yang rusak atau baterai pemantik habis. Pengguna juga bisa coba mengganti baterai terlebih dahulu.

Bila tetap tidak berfungsi, sebaiknya pengguna langsung hubungi teknisi resmi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka